Bisnis.com, YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY menilai kewaspadaan tetap perlu dijaga seiring aktivitas kubah lava Merapi terkini.
Kendati fase erupsi efusif Gunung Merapi cenderung stabil, tetapi kemungkinan terjadinya guguran yang menyebabkan awan panas tetap ada. Diperkirakan jika terjadi guguran akan ke arah tenggara sesuai arah bukaan kubah lava saat ini.
Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Agus Budi Santoso mengatakan saat ini posisi kubah lava berada persis di tengah puncak Merapi. Namun dalam pemantauanya bukaan kubah lava lebih ke arah tenggara. "Arah tenggara itu ya wilayah Sleman dan Klaten," katanya saat ditemui, Senin (27/8/2018).
Jika nantinya kubah lava semakin membesar, arah yang lebih terbuka adalah tenggara. Sehingga apabila terjadi guguran yang menyebabkan awan panas maka kemungkinan akan menunju arah tenggara.
Namun demikian untuk menjadi tidak stabil dan terjadi runtuhan yang menyebabkan awan panas hal itu masih kecil kemungkinannya. Pasalnya letak kubah lava yang persis berada di tengah cenderung membuat aktivitasnya lebih stabil.
Akan tetapi antisipasi terjadinya awan panas tetap dilakukan oleh BPPTKG DIY. Salah satunya adalah terus melakukan sosialisasi kepada warga yang berpotensi terdampak awan panas.
"Kami fokus sosialisasi di wilayah Sleman dan Klaten," ungkapnya.