Bisnis.com, KULON PROGO — Realisasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai Januari hingga September 2018 mencapai Rp5,678 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo Agung Kurniawan di Kulon Progo, Kamis (8/11/2018), mengatakan nilai investasi sebesar Rp5,678 triliun terdiri atas investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp675,069 miliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp5,022 triliun.
"Investasi di Kabupaten Kulon Progo memamg menjadi primadona saat ini karena adanya proyek Bandar Udara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) dan pembangunan objek wisata di Bukit Menoreh oleh BOB KSPN Boronudur," kata Agung.
Ia mengatakan pada triwulan ketiga tidak ada investor yang masuk ke Kulon Progo, namun ada kenaikan nilai investasi PMA sebesar Rp414,498 juta. Kemudian nilai investasi PMDN naik Rp400 miliar dari PT Angkasa Pura.
"Meski pada triwulan ketiga tidak ada investor masuk ke Kulon Progo, tapi ada kenaikan nilai investasi Rp400,414 miliar. Kenaikan ini sangat signifikan pada triwulan ketiga," katanya.
Agung mengatakan PMA di Kulon Progo mayoritas berasal dari Korea Selatan. DPMPT Kulon Progo berusaha memfasilitasi investor dari berbagai negara, khususnya Korea Selatan.
"Investor dari Korea memiliki jaringan bisnis kuat, sehingga kalau pelayanan kami memuaskan, maka banyak investor yang masuk ke Kulon Progo," katanya.
Kepala Seksi Fasilitasi dan Pengembangan Penanaman Modal DPMPT Kulon Progo Saryanto mengatakan investor yang masuk untuk mengembangkan investasinya di kawasan aerotropolis sebanyak 30. Sebagian investor sudah ada yang mulai tahapan pembangunan dan selesai melakukan pembebasan lahan.
"Investor yang masuk mulai dari pembangunan hotel hingga rest area. Saat ini, sudah melalukan proses perizinan dan mengurus izin mendirikan bangunan (IMB)," katanya.
Ia mengatakan ada juga beberapa investor yang akan membangun di kawasan bandara bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
"Proses kerja sama sudah dalam proses pembahasan. Mayoritas investor yang akan mengembangkan usaha di Kulon Progo merupakan investor dalam negeri," katanya.