Bisnis.com, SEMARANG — Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah tetap optimistis perekonomian di Jawa Tengah sepanjang tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu meskipun pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama 2019 mengalami perlambatan.
Perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dapat terjadi sepanjang tahun ini, salah satunya lantaran daya beli masyarakat yang terjaga.
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra, memperkirakan bahwa ekonomi Jawa Tengah akan tumbuh pada rentang 5,3%—5,7% sepanjang 2019, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sepanjang 2018, yakni 5,32%.
“Meskipun pertumbuhan triwulan I mengalami perlambatan, Bank Indonesia memandang kinerja perekonomian Jawa Tengah untuk keseluruhan 2019 akan mengalami perbaikan dibandingkan 2018, meskipun relatif terbatas,” kata Rahmat dalam siaran pers, Selasa (8/5/2019).
Dia menjelaskan, ekspektasi daya beli yang terjaga serta pengaruh belanja pemilu menjadi salah salah satu pendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2019.
Ekspektasi daya beli dapat terjaga, ujarnya lantaran didukung oleh inflasi yang rendah dan terkendali, penyaluran bantuan sosial, serta ada tambahan pendapatan berupa kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kemudian, komitmen pemerintah dalam meningkatkan kemudahan investasi dan berusaha di Indonesia serta komitmen dalam penyelesaian pembangunan infrastruktur diperkirakan tetap mendukung pertumbuhan investasi pada 2019.
“Namun demikian, telah diselesaikannya beberapa proyek infrastruktur strategis pada akhir 2018 dapat menahan kinerja investasi tahun ini,” katanya.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekspor luar negeri pada 2019 diperkirakan lebih terbatas. Kondisi ini disebabkan pertumbuhan ekonomi global yang melandai, termasuk negara mitra dagang utama Jawa Tengah seperti Amerika Serikat, China, dan Eropa.
Pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh melandai dan masih ada risiko ketegangan hubungan perdagangan antarnegara dapat membuat volume perdagangan dunia tertahan. Kondisi ini, lanjutnya berpengaruh terhadap permintaan luar negeri atas produk ekspor Jawa Tengah.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 5,14% berada di bawah proyeksi pertumbuhan yang dimiliki oleh Bank Indoesia Provinsi Jawa Tengah, yakni berada pada kisaran 5,2%—5,6%.