Bisnis.com, SEMARANG - Penyaluran kredit investasi di Jawa Tengah pada triwulan I 2019 tercatat tumbuh 20,21% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan IV 2018 sebesar 19.23% (yoy).
Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Jateng Rahmat Dwi Saputra mengatakan, peningkatan pertumbuhan investasi ini terutama bersumber dari menguatnya investasi non bangunan.
"Hal ini tercermin dari impor barang modal yang masih tumbuh positif, khususnya berupa mesin dan peralatan mekanik yang tetap tumbuh signifikan," kata Rahmat dalam siaran persnya Rabu (8/5/2019).
Sementara itu, pertumbuhan investasi bangunan tidak setinggi triwulan sebelumnya sering dengan telah diselesaikannya beberapa proyek infrastruktur strategis pemerintah seperti Tol Trans Jawa. Pada triwulan I 2019, konsumsi semen Jawa Tengah tercatat mengalami kontraksi 18.5% (yoy).
"Ditinjau dan sisi lapangan usaha, perlambatan berasal dari lapangan usaha utama Jawa Tengah yaitu industri pengolahan, pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor," ujarnya.
Ditambahkan, pada triwulan I 2019, kinerja lapangan usaha industri pengolahan tumbuh melambat, dari 4,31% (yoy) pada tnwulan IV 2018 menjadi 3,61% (yoy).
Menurutnya, perlambatan ini dipengaruhi oleh melemahnya permintaan ekspor luar negeri seiring dengan pertumbuhan ekonomn global yang relatif terbatas. Lebih lanjut, adanya kebijakan pembatasan impor migas berpengaruh terhadap penurunan kinerja industri pengilangan minyak di Jawa Tengah. (k28)