Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertama sejak 2022, Jateng Alami Inflasi Bulanan di Atas 1%

Pada Maret 2025, inflasi bulanan di Jawa Tengah disumbang oleh kenaikan harga pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
Sejumlah penumpang turun dari Kapal Motor (KM) Awu di dermaga Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025). / ANTARA FOTO-Aprillio Akbar
Sejumlah penumpang turun dari Kapal Motor (KM) Awu di dermaga Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025). / ANTARA FOTO-Aprillio Akbar

Bisnis.com, SEMARANG — BPS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi Jawa Tengah pada Maret 2025 berada di posisi 1,43% secara bulanan (month to month/MtM).

"Ini merupakan pertama kalinya terjadi inflasi MtM di atas 1%, setelah bulan September 2022 yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak," jelas Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih, Selasa (8/4/2025).

Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil terbesar pada inflasi Maret 2025. Kontribusinya sebesar 0,84% dari nilai inflasi di Jawa Tengah. Endang menyebut, berakhirnya diskon tarif listrik prabayar menyebabkan kenaikan harga pada kelompok pengeluaran tersebut.

Komoditas bawang merah, emas perhiasan, cabai rawit, serta beras juga memberikan andil besar bagi inflasi bulanan di Jawa Tengah. Masing-masing komoditas tersebut memberikan andil inflasi sebesar 0,84%, 0,17%, 0,05%, serta 0,04%.

Kabupaten Wonosobo menjadi wilayah dengan tingkat inflasi terbesar secara bulanan pada Maret 2025. Di Wilayah tersebut, angka inflasi mencapai 1,69% atau di atas rerata inflasi Jawa Tengah. Adapun inflasi terendah dialami oleh Kabupaten Rembang dengan 1,28% (MtM).

"[Inflasi di Jawa Tengah] secara year on year [YoY], Maret 2025 terhadap Maret 2024, tercatat sebesar 0,75%. Sedangkan secara year to date [YtD] atau Maret 2025 terhadap 2024, Jawa Tengah mengalami inflasi 0,18%," jelas Endang dalam konferensi pers.

Inflasi 0,18% yang dialami Jawa Tengah pada Maret 2025 itu berbanding terbalik dengan deflasi yang sempat terjadi pada Februari 2025 lalu. Pada periode tersebut, Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,06% (YoY) setelah sebelumnya sempat mengalami inflasi sebesar 1,26% (YoY) pada awal 2025.

Secara tahunan, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi di Jawa Tengah. Adapun, kenaikan harga pada komoditas minyak goreng memberikan dampak paling signifikan pada inflasi.

Inflasi tahunan tertinggi di Jawa Tengah dialami oleh Kabupaten Cilacap dengan angka 1,05% (YoY). Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kabupaten Wonogiri dengan 0,24% (YoY).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler