Bisnis.com, KLATEN – Desa Ponggok dengan Umbul Ponggoknya diyakini sudah dikenal khalayak ramai. Tak hanya di Tanah Air, masyarakat di luar negeri diyakini juga sudah mengenal Umbul Ponggok. Hal inilah yang menjadikan Umbul Ponggok diklaim sudah Go International.
Tak berhenti di sana, Pemerintah Desa (Pemdes) Ponggok di bawah komando Junaedi Mulyono selaku kepala desa (kades) bertekad ingin terus menambah objek wisata yang instagramable. Ke depan, Pemdes Ponggok tak hanya menawarkan Umbul Ponggok sebagai ikon objek wisata bawah air yang utama. Sebaliknya, Pemdes Ponggok secara bertahap menggarap potensi wisata air lainnya.
“Yang perlu diketahui, di Ponggok ini sebenarnya tidak hanya Umbul Ponggok. Di sini ada juga Umbul Kapilaler, Umbul Sigedang, Banyu Mili, dan Umbul Besuki. Khusus Umbul Ponggok tetap dipertahankan sebagai destinasi wisata bawah air. Umbul Sigedang dan Kapilaler juga sudah banyak dikunjungi wisawatan [sekitar 5.000 orang per bulan]," kata Kades Ponggok, Junaedi Mulyono, kepada JIBI, Jumat (24/5/2019).
Dia menambahkan,"Kami masih ingin menggarap Umbul Besuki juga. Konsep utama kami, Umbul Besuki akan kami sulap mirip Ubud di Pulau Bali. Sehingga Umbul Besuki ini menjadi Ubudnya Klaten.”
Junaedi Mulyono mengatakan pengembangan Umbul Besuki mengandalkan umbul dengan pemandangan yang natural. Lokasi Umbul Besuki berjarak kurang lebih sekitar 500 meter. Debit air di Umbul Besuki sekitar 25 liter/detik. Nantinya, di Umbul Besuki dibagi menjadi tiga kolam renang. Masing-masing khusus pria, wanita, dan anak-anak.
“Kami menyiapkan anggaran Rp800 juta di tahap I. Dengan anggaran seperti itu, kami ingin membangun objek wisata modern, wisata syariah, dan wisata yang mengasyikkan. Nanti juga bisa difungsikan sebagai wedding outdoor,” katanya.
Ponggok yang menjadi salah satu desa di Kecamatan Polanharjo memiliki empat dukuh. Masing-masing dukuh, yakni Jeblogan, Ponggok, Kiringan, dan Umbulsari. Dana desa yang dikelola Desa Ponggok senilai Rp843 juta. Sedangkan APBDesa di Ponggok senilai Rp1,6 miliar. Alokasi penggunaan dana desa di Ponggok didominasi pembangunan sarana pendukung pariwisata.
“Dengan munculnya objek wisata yang Instagramable di luar Umbul Ponggok, objek wisata di Ponggok akan semakin variatif. Harapannya, perekonomian desa dan masyarakatnya dapat terus terangkat,” kata Junaedi Mulyono.
Kondisi akuarium jumbo di Nganjat, Polanharjo, Klaten. Selain kolam renang, wisata air di Nganjat juga terdapat perikanan, dan lain sebagainya./JIBI
Dalam perkembangan lain, Desa Nganjat menjadi salah satu desa di Kecamatan Polanharjo, yang berbatasan dengan Desa Ponggok banyak yang menggantungkan hidupnya pada hasil perikanan.
Kepala Desa (Kades) Nganjat, Pandu Sujatmoko, berencana membangun wisata air terpadu di Nganjat. Selain kolam renang, perikanan, dan sarana outbond, kami sedang menyiapkan akuarium jumbo.
"Ini yang membedakan dengan daerah lainnya. Nantinya akuarium itu akan diisi ikan atau pun binatang lain. Fungsinya untuk menarik pengunjung juga,” kata Pandu di kantornya.
Pandu Sujatmoko mengatakan sudah menggelontorkan dana senilai Rp1 miliar guna membangun wisata air, seperti kolam renang dan akuarium di desanya. Akuarium jumbo di Nganjat berjumlah sembilan unit. Masing-masing akuarium berukuran panjang dua meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi dua meter.
“Sebentar lagi, kolam renang segera difungsikan. Selanjutnya, akuarium juga akan diisi ikan yang besar-besar. Di luar itu masih ada perikanan dan sarana outbond lainnya,” katanya.