Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mempersiapkan sejumlah langkah guna mengatasi kemungkinan kekeringan yang terjadi di wilayah Jawa Tengah pada tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro, mengungkapkan musim kering berpotensi membuat hasil produksi pertanian dan perkebunan beberapa komoditas di Jawa Tengah mengalami penurunan.
“[Ada potensi hasil produksi akan berkurang] ya tentunya. Misal fase tanam padi yang baru mengisi bulir padi terus kering sehingga isiannya tidak maksimal. Artinya produktivitas hasil per hektareya bisa menurun,” kata Suryo kepada Bisnis, Selasa (18/6/2019).
Dia menjelaskan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah telah melakukan sejumlah langkah dalam menghadapi musim kemarau di Jawa Tengah.
Pertama, ujarnya pihaknya memberikan informasi mengenai kondisi iklim dari BMKG yang dikaitkan dengan budidaya tanam seperti penggunaan varietas toleran kekeringan seperti varietas situbagendit.
Kemudian, lanjutnya sistem pengairan berselang sehingga penggunaan air lebih efisien dan digunakan merata.
Baca Juga
Kedua, melakukan pengairan secara bergiliran atau bergantian per areal atau desa pada daerah-daerah yang memiliki debit air terbatas.
Ketiga, melakukan optimalisasi operasional pompa-pompa air yang sudah ada. “Atau bila tidak ada pompa bisa minta bantuan ke dinas,” katanya.
Keempat, pemanfaatan embung-embung yang sudah ada. Kelima, ujarnya petani perlu mengikuti pola tanam yang sudah ditetapkan. Kemudian, dia melanjutkan perlu penambahan pupuk organik dalam budidaya karena pupuk organik akan meningkatkan daya ikat air dalam tanah.
Upaya selanjutnya, ujarnya adalah petani perlu waspada terhadap munculnya hama seperti tikus, wereng coklat, dan sebagainya.
“Tanam palawija seperti jagung, kedelai, [dan] kacang tanah yang butuh sedikit air,” katanya.