Bisnis.com, KARANGANYAR - Salah satu pedagang kuliner olahan daging anjing yang menolak alih usaha, Ari, menjelaskan, menutup warungnya untuk sementara waktu, Jumat (28/6/2019). Ia mengaku, sempat menerima uang sebanyak Rp500.000 pada saat pertemuan dengan Bupati Karanganyar.
“Saya tutup karena hari ini batas akhir penutupan warung. Saya enggak tahu sampai kapan menutup warung. Saya lihat situasi dan kondisi dulu dan mencari alternatif tempat lain,” katanya kepada saat ditemui di rumahnya.
Dia mengatakan, setelah pertemuan dengan Bupati Karanganyar, ada perwakilan petugas yang datang ke warung untuk menyerahkan uang sebanyak Rp4,5 juta untuk modal usaha. Uang tersebut ia terima tetapi esok harinya dikembalikan kepada Baznas.
“Modal Rp5 juta tidak akan cukup untuk memulai babat alas usaha baru. Saya mengikuti langkah teman-teman pedagang lain di paguyuban,” ujarnya.
Jumlah pedagang sate daging anjing (satai gukguk/jamu) di Karanganyar yang menerima kompensasi untuk menutup usaha dan beralih ke usaha lain bertambah dari semula 22 orang menjadi 33 orang.
Sementara sisanya sebanyak 16 pedagang masiha menolak. Pemkab Karanganyar terus berupsaya masih melakukan pendekatan persuasif kepada 16 pemilik warung satai jamu yang menolak beralih usaha.
Baca Juga
Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakkan) Kabupaten Karanganyar mendata da 49 pedagang sate anjing di wilayah itu.
Pemkab Karanganyar mencoba memberikan bantuan modal Rp5 juta kepada pedagang sate guguk atau sate anjing untuk menutup usahanya dangan beralih ke bidang lainnya.