Bisnis.com, SEMARANG—Kendati berlokasi di kawasan Solobaru, Kabupaten Sukoharjo, pengunjung mal The Park Solo juga banyak yang berasal dari kota lain seperti Semarang dan Yogyakarta.
Marcomm Manager The Park Solo Johnson Wijaya menyampaikan, persaingan bisnis mal di Solo terbilang kompetitif dan menjanjikan, karena potensi pasarnya yang besar.
Jumlah penduduk Solo memang hanya mencapai 500.000 orang. Namun demikian, pengunjung The Park Solo juga banyak yang berasal dari kota/kabupaten lain, seperti Semarang dan Yogyakarta.
“Kalau kita lihat pengunjung banyak yang pelat mobil H, AD, ada juga AA. Jadi tidak hanya orang Solo yang datang ke The Park Solo,” ujarnya saat kunjungan ke kantor Bisnis Indonesia biro Semarang, Rabu (24/7/2019).
The Park Solo berdiri di atas kawasan lahan seluas 17 hektare. Area tersebut sudah menjadi pusat niaga dan bisnis, sehingga terbilang ramai.
Perekonomian Solo juga tengah berkembang seiring dengan banyaknya industri yang masuk. Sektor bisnis tersebut mencakup perdagangan, hotel, restoran, jasa, dan berbagai jenis manufaktur.
Sejumlah tenant besar yang mengisi The Park Solo ialah Metro Department Store, Lotte Mart, Fun World, dan Cinema XXI. Ke depannya, sambung Johnson, akan ada tenant besar lain yang akan masuk.
Untuk menggaet pengunjung, The Park Solo berencana mengadakan acara sirkus dan festival kuliner pada kuartal III/2019. Tahun lalu, tiket sirkus terjual penuh dengan jumlah penonton yang melebihi kapasitas, karena hampir mencapai 1.000 orang.
The Park Solo dibangun oleh anak usaha PT Nirvana Development Tbk. (NIRO), yang pada 14 Mei 2018 berganti nama menjadi PT Retail Developments Tbk. Anak usaha itu adalah PT Tri Star Land, yang memfungsikan beragam properti dalam satu area.
Area tersebut mencakup pusat perbelanjaan, jalan kota, hotel, taman, perkantoran, ruko, rumah sakit, sekolah, dan ruang pameran. The Park Solo diresmikan pada 31 Oktober 2018, dan menjadi salah satu mal terbesar di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.