Bisnis.com, SEMARANG—Pengembangan sejumlah proyek infrastruktur diyakini dapat mendukung target pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 7% pada 2023.
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah pusat menargetkan Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah mencapai 7% pada 2023, melesat dari 2018 sebesar 5,32%. Pencapaian target PDRB tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp774 triliun.
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono menyampaikan, Jateng sudah memiliki modal infrastruktur primer yang mumpuni untuk memacu pertumbuhan ekonominya, misalnya keberadaan Tol Trans Jawa. Namun, pemerintah juga akan meningkatkan infrastruktur sekunder untuk menghubungkan distribusi di sentra-sentra produksi.
“Sekarang ini kita pikirkan bagaimana secondary infrastruktur untuk koneksi ke kawasan-kawasan pusat produksi, supaya logistiknya lebih murah dan cepat. Pemanfaatan infrastruktur akan kita optimalkan,” tuturnya kepada Bisnis, di sela seminar bertajuk Diseminasi Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Semarang, Selasa (13/8/2019).
Pengembangan infrastruktur juga mencakup kawasan khusus untuk industri. Dua Kawasan Industri (KI) yang potensial untuk ekspansi lebih lanjut ialah KI Kendal dan KI Brebes.
Untuk mensinergikan arahan pemerintah pusat, Kemenko Perekonomian melakukan komunikasi intensif dengan Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah di Jateng. Harapannya kebijakan dapat berjalan searah dengan realisasi di lapangan.
Di sisi lain, untuk merangkul pelaku usaha dan menarik minat investasi, pemerintah menerapkan kemudahan perizinan dan berbagai insentif fiskal. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui vokasi juga menjadi fokus agar pertumbuhan ekonomi kian berkualitas.
“Dalam jangka pendek, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita melakukan perbaikan iklim usaha, insentif fiskal, vokasi, peningkatan ekspor, dan pengembangan pariwisata,” imbuhnya.
Adapun, dalam jangka menengah dan panjang, fokus pemerintah ialah pengembangan infrastruktur dan SDM, transformasi ekonomi yang memanfaatkan infrastruktur, dan peningkatan inklusi keuangan.
Lektor Kepala Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Universitas Diponegoro Akhmad Syakir menyebutkan, salah satu faktor yang berperan mendorong perekonomian Jateng ialah pengembangan infrastruktur, terutama yang memengaruhi kebutuhan hidup khalayak.
Sejumlah infrastruktur yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut ialah sarana jalan seperti Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kereta Api (KA) Jateng Loops yang mencakup Light Rail Transit (LRT), serta sejumlah waduk dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Infrastruktur bertujuan menghilangkan inefisiensi ekonomi berbiaya tinggi dan mendorong kelancaran perdagangan barang serta jasa,” imbuhnya.
Data Proyek Infrastruktur Strategis Jateng
Infrastruktur Jalan | - Jalan Jalur Lingkar Selatan (Rp2,28 triliun) - Jalan akses KSPN Borobudur—Yogyakarta, Solo—Sangiran, Semarang—Karimun Jawa |
Perkeretapian | - LRT Kedungsepur (Rp14,76 triliun) - Reaktivasi jalur KA lintas Semarang—Demak—Kudus—Pati—Rembang (Rp7 triliun) - Reaktivasi jalur KA Semarang—Ambarawa—Magelang—Borobudur (Rp11,093 triliun) |
Waduk dan SPAM | - Bendungan Matenggeng, Waduk Bantarkawung, Waduk Bodri - SPAM Petanglong, SPAM Dadimura, SPAM Wososukas, SPAM PB Sudirman |
Keterangan:
KSPN : Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum