Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Ekonomi, BI Solo Dorong Manufaktur dan Pariwisata

Bank Indonesia perwakilan Solo memprioritaskan pengembangan potensi manufaktur dan pariwisata untuk memacu ekspor. Hal itu bertujuan meningkatkan perekonomian sekaligus memperbaiki postur defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bambang Pramono/Espos-M. Ferri Setiawan
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bambang Pramono/Espos-M. Ferri Setiawan

Bisnis.com, SOLO—Bank Indonesia perwakilan Solo memprioritaskan pengembangan potensi manufaktur dan pariwisata untuk memacu ekspor. Hal itu bertujuan meningkatkan perekonomian sekaligus memperbaiki postur defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Solo Bambang Pramono menyampaikan, BI memiliki tugas untuk melakukan pengendalian inflasi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Di sisi lain, cabang bank sentral ini juga mengemban misi menumbuhkan perekonomian setempat.

Orientasi bisnis lokal diarahkan ke konsep ekspor, seperti penjualan ke daerah dan negara lain. Sektor yang dinilai paling potensial untuk dikembangkan di Solo ialah manufaktur dan pariwisata.

“BI Solo juga ingin perbaikan CAD, sehingga harus masuk ke industri sektoral. Kami mencari sumber ekspor yang dapat dimaksimalkan, yakni manufaktur dan pariwisata,” ujarnya saat kunjungan Bisnis Indonesia ke Kantor Perwakilan BI Solo, pekan lalu.

Problem tingginya impor di taraf nasional juga terjadi di Jawa Tengah. Bahkan, neraca perdagangan Jateng terakhir kali mengalami surplus pada Januari 2017. Terkini pada Juli 2019, defisit neraca perdagangan mencapai US$313,63 juta.

Bambang menyampaikan, untuk mengakselerasi pemasaran ekspor BI akan memacu sistem digitalisasi. Pengembangan teknologi ini terutama ditekankan kepada pelaku bisnis skala Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM).

Bersama pemerintah setempat, BI akan membuat peta potensi usaha dan strategi pemberdayaan yang bersifat gotong-royong. Dengan demikian, manufaktur dan pariwisata menjadi sektor pertumbuhan dimana semua pihak bisa berpartisipasi, termasuk UMKM.

Melalui digitalisasi, perusahaan rintisan dapat membantu pembiayaan bagi UMKM yang belum tergarap perbankan. Kolaborasi dengan start up juga mencakup sisi pemasaran ke jaringan peritel besar, sehingga ada kepastian produksi.

Selain itu, ada pula aplikasi laporan keuangan sederhana yang dapat menjadi sarana pencatatan kinerja UMKM. Laporan keuangan tersebut dapat memenuhi syarat untuk pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke perbankan.

Untuk mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata dan manufaktur, BI Solo akan membentuk tim lintas kementerian terkait bersama dengan pemerintah daerah. Bentuk kelembagaannya seperti TPID, tetapi dengan fungsi yang berbeda.

Adanya tim pengembangan pariwisata dan manufaktur diharapkan memudahkan koordinasi lintas kelembagaan. Dengan demikian, tahapan prosedural seperti pengajuan perizinan dapat berjalan lebih cepat.  

Di sektor manufaktur, potensi ekspor unggulan yang dapat digarap lebih jauh ialah industri tekstil, kerajinan tembaga, dan barang plastik. Adapun, andalan sektor turisme ialah sejumlah destinasi wisata dan makanan olahan.

Bahkan kuliner khas Solo dapat dikemas secara praktis dan menarik agar dapat diekspor. Salah satu daerah yang berhasil menjajakan kuliner setempat di Jepang ialah Malang dengan produk keripik pisang.

Bambang yang menempuh pendidikan S3 di Nagoya menyebutkan, Jepang merupakan salah satu pasar potensial karena banyaknya WNI yang bekerja di sana. Mereka kerap mencari makanan Indonesia karena sudah sesuai dengan selera.

“Selain Jepang, potensi besar juga ada dari Malaysia, yang juga menyukai kuliner Indonesia,” imbuhnya.

Dia menambahkan, selain memacu ekspor, untuk perbaikan CAD masyarakat juga didorong untuk menggunakan produk dalam negeri. Hal tersebut juga memacu pelaku usaha lokal meningkatkan kualitas barangnya agar sesuai standar produk-produk dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper