Bisnis.com, SEMARANG—PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. siap meluncurkan skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan untuk memenuhi kebutuhan kredit pemilikan rumah bersubsidi.
Direktur utama Bank BTN Maryono mengungkapkan, kuota perusahaan dalam menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tinggal sedikit. Untuk tetap mendorong pertumbuhan kepemilikan rumah bersubsidi, pihaknya sedang menyiapkan skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).
“Kami sedang menyiapkan, mudah-mudahan bisa bulan ini diluncurkan skema BP2BT karena kuota FLPP tinggal sedikit,” ujarnya kepada Bisnis di Universitas Diponegoro, Minggu (18/8/2019).
BPB2BT merupakan skema KPR dengan subsidi uang muka hingga 40 persen atau Rp32,4 juta untuk pembelian rumah tapak dan pembangunan rumah swadaya. Adapun, tingkat bunga disesuaikan dengan kredit di tingkat pasar.
Lama tenor KPR sama seperti FLPP, yakni 20 tahun. BPB2BT juga memiliki keunggulan lain dari FLPP, yakni skema tersebut bisa digunakan untuk pekerja di sektor informal, asalkan sudah memiliki riwayat tabungan yang memadai.
“Uang mukanya itu berupa hibah, bisa sampai 40 persen. Kita besarkan pembayaran DP-nya, bunganya nanti sesuai pasar,” imbuhnya.
Baca Juga
Maryono menuturkan dengan adanya skema BP2BT, diharapkan target KPR BTN pada tahun ini sebanyak 800.000 unit dapat terwujud. Perinciannya 600.000 unit rumah bersubsidi, dan 200.000 unit rumah komersil.
Pada semester I/2019, penyaluran kredit BTN telah mencapai 424.863 unit rumah atau senilai Rp36,42 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 53,1 persen dari target yang dicanangkan perusahaan pada tahun ini.
Di segmen subsidi, perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk 328.192 unit rumah senilai Rp19,7 triliun. Untuk segmen nonsubsidi, kredit perumahan yang disalurkan mencapai 96.671 unit atau setara Rp16,72 triliun.