Bisnis.com, SUKOHARJO — Kasus kera menggigit bayi perempuan berusia 40 hari bernama Aqila Dzakira, warga Dukuh Jengglong RT 002/RW 005 Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo. Sebab gigitan kera liar tersebut rawan menyebarkan virus rabies.
Plt Kepala DKK Sukoharjo dr Yunia Wahdiayati mengatakan petugas klinis DKK langsung diterjunkan ke lokasi dan melakukan penanganan terhadap bayi yang tergigit kera liar.
“Kami langsung memberikan vaksin anti rabies. Karena luka yang disebabkan gigitan kera rawan menularkan virus rabies,” kata Yunia, Kamis (22/8/2019).
Selain pemberian vaksin anti rabies, tim kesehatan juga melakukan pemantauan selama sepekan terkait kondisi korban. Pemantauan dilakukan untuk memastikan apakah korban mengalami demam dan lainnya akibat gigitan tersebut. Jika demam maka segera dilakukan tindakan medis lanjutan, seperti rawan inap.
Tak hanya itu, tim medis juga memberikan edukasi kepada warga sekitar terkait kasus gigitan kera. Menurutnya, kasus gigitan kera liar ini baru kali pertama terjadi di Kabupaten Sukoharjo.
“Kami berikan edukasi kepada warga, termasuk langkah-langkahnya jika ada kasus serupa,” katanya.
Baca Juga
Yunia pun meminta warga tidak panik saat terjadi serangan kera. Jika terdapat luka, bersihkan luka dengan air mengalir lalu dilarikan ke pusat layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Diketahui, seorang Bayi bernama Aqila Dzakira digigit kera saat ditinggal ibunya, Wartini mencuci popok di kamar mandi pada Selasa (20/8/2019) sore.
Saat itu Aqila ditidurkan ibunya di kasur bagian depan rumahnya. Namun selang beberapa menit, sang ibu mendengar bayinya menangis histeris. Wartini yang panik segera menengok bayinya itu, dan mendapati anaknya sudah tidak berada di atas kasur.
Akibat dari kejadian itu, bayi tersebut mengalami luka dalam yang cukup serius di bagian paha kiri dan luka ringan di bagian punggung. Kejadian ini mengejutkan warga sekitar, mengingat daerah tersebut jauh dari hutan, dan jauh dari habitat kera. Berbeda dengan kawasan Bulu dan Weru yang menjadi lokasi habitat kera liar.