Bisnis.com, SEMARANG—PT Pindad (Persero) dan PT Dahana (Persero) siap berkoordinasi dengan Kepolisian Jawa Tengah terkait upaya disposal atau pemusnahan bahan-bahan peledak hasil temuan masyarakat yang tersimpan di Mako Brimob Semarang.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose menyampaikan, pihaknya siap berkoordinasi dengan Kepolisian Jateng terkait kebutuhan disposal bahan peledak jika memang dibutuhkan.
“Pada prinsipnya kami siap berkoodinasi,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (15/9/2019).
Manager Humas & Kelembagaan Dahana Juli Jajuli menuturkan, perusahaan tentunya menunggu konfirmasi dan koordinasi dari pihak terkait perihal kebutuhan disposal. Perusahaan memiliki bagian khusus yang menangani pemusnahan amunisi.
Seperti diketahui, terjadi sejumlah ledakan di Mako Brimob, Srondol, Semarang, Sabtu (14/9/2019) sekitar pukul 07.00-08.00 WIB. Ledakan itu disebabkan bahan-bahan peledak dari sisa Perang Dunia II.
Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menjelaskan, ledakan berasal dari gudang senjata dan amunisi yang berasal dari temuan masyarakat. Mako Brimob dianggap sebagai tempat paling aman untuk menyimpan barang-barang tersebut sementara ini.
"Di sini tempat yang paling dianggap aman. Kami menyimpan ada 40 amunisi peledak temuan warga, yang merupakan sisa-sisa Perang Dunia II. Sebagian besar amunisi itu berjenis granat, sedangkan selebihnya berupa ranjau darat dan mortir," paparnya.
Rycko menyampaikan sebetulnya barang-barang tersebut sedang dalam tahap disposal atau pemusnahan. Namun, langkah itu tidak bisa dilakukan oleh tim Brimob sendiri, sehingga perlu bantuan dari PT Dahana (Persero) dan PT Pindad (Persero).
Pihak Dahana disebut sudah melakukan peninjauan pada 2 bulan lalu. Selanjutnya, akan ada kerja sama gabungan untuk disposal sejumlah amunisi temuan itu.
"Terakhir, pada 5 September 2019 kami kirim surat ke mereka. Harapannya bisa cepat ditangani bersama," sambungnya.
Brimob mengklaim sebenarnya sudah melakukan prosedur tetap (protap) penjagaaan terhadap gudang yang berisi senjata dan bahan peledak disposal. Protap pengamanan itu adalah, pertama, jaraknya jauh dari pusat kegiatan. Kedua, gudang terpantau 24 jam.
Selain itu, gudang tempat penyimpanan bahan peledak yang ditemukan masyarakat lokasinya berjauhan dengan gudang senjata Brimob.
Sampai dengan Sabtu (14/9/2019) sore , Tim Penjinak Bom Brimob masih berupaya mengamankan titik ledakan.
Setelah Tim Penjinak Bom menyelesaikan proses pendinginan dan menentukan lokasi aman, Tim Forensik Brimob akan melakukan olah TKP. Dari olah TKP itulah akan ditemukan penyebab ledakan, apakah karena kesengajaan atau kelalaian petugas.
Berdasarkan pendataan kerusakan, 44 rumah terdampak ledakan mengalami pecah kaca. Namun, rumah-rumah itu masih utuh dan tetap bisa ditinggali. Pihak Kepolisian juga melakukan pembenahan rumah warga dan memberikan ganti rugi.
Satu pihak yang menjadi korban adalah anggota Komandan Batalyon Gegana Brimob Polda Jateng AKBP Syaiful Anwar. Dia mengalami luka ringan di tangan kiri dan sedikit luka di kepala.
Untuk pengobatan, Syaiful sudah mendapatkan enam jahitan di tangan dan perawatan luka-luka kecil lainnya.
Menurut Rycko, saat itu Syaiful sedang menatap ke luar jendela rumahnya, yang berjarak sekitar 30-50 meter dari TKP, untuk melihat ledakan. Pecahan jendela rumahnya kemudian mengenai Syaiful.