Bisnis.com, SEMARANG — Sejumlah investor asal China siap berekspansi ke Jawa Tengah untuk mengembangkan kawasan industri kerajinan kayu. Kebutuhan lahan diperkirakan mencapai 2.000 hektara (ha).
Untuk masuk ke Jawa Tengah, para pebisnis asal Negeri Panda bekerja sama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI). Diharapkan pada semester I/2020 pengembangan kawasan industri mebel dapat dilakukan.
Wakil Ketua HIMKI Abdul Sobur, menyampaikan pemilihan Jateng sebagai kawasan atau klaster industri furniture berbasis kayu merupakan hasil kajian bersama antara pelaku usaha, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Perindustrian.
“Berdasarkan kajian dari berbagai aspek, Jawa Tengah paling memenuhi syarat untuk industri furnitur atau kerajinan kayu ini,” tuturnya data dihubungi Bisnis.com, Selasa (14/10/2019).
Aspek penilaian tersebut a.l. ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kemampuan yang memadai, Upah Minimum Regional (UMR) yang kompetitif, harga lahan murah, dan dukungan akses infrastruktur seperti ke pelabuhan.
Oleh karena itu, untuk gelombang pertama HIKMI mengarahkan agar relokasi atau pembangunan pabrik baru dari China dan negara lain diarahkan ke Jateng. Adapun, gelombang berikutnya dapat melebarkan sayap ke Jawa Barat dan Jawa Timur.
Baca Juga
Abdul berharap pada semester I/2020 sudah ada perjanjian dengan sejumlah investor dari China untuk mulai masuk dan membangun kawasan industri kerajinan kayu. Tentunya sejumlah regulasi yang mendukung percepatan harus dikawal agar tidak terjadi hambatan teknis di lapangan.
Terkait dengan total kebutuhan lahan, luasannya bisa mencapai 1.000 ha—2.000 ha dalam 1 kawasan. Namun, bisa jadi kawasan tersebut terpisah masing-masing dalam luasan 150 ha—300 ha.
Perusahaan yang berminat ekspansi ke Jateng rata-rata berasal dari Provinsi Guangdong dan Shandong, China. Selain itu, ada perusahaan Italia yang saat ini sudah beroperasi di Cirebon, Jawa Barat, yakni Bonacina.
“Kita harapkan awal atau pertengahan 2020 sudah ada deal, sehingga bisa mulai masuk dan bangun industri mebel. Lahannya bisa dalam satu kawasan hingga 2.000 ha, ataupun terpisah. Yang jelas biasanya per pabrik perlu 10 ha—30 ha, jadi minimal satu grup [perusahaan] perlu 150 ha,” paparnya.
Abdul menuturkan sesuai arahan Gubernur dan Pemda Jateng, lahan yang diincar untuk kawasan industri kerajinan kayu berlokasi di kota/kabupaten Pemalang, Brebes, Sukoharjo, dan Kendal. Pasalnya, sejumlah daerah itu sudah memiliki rencana tata ruang yang tepat.
Dia menambahkan HIMKI getol mendatangkan investor asing untuk mendukung peningkatan ekspor nasional, khususnya dari industri kreatif kerajinan dan furnitur kayu. Dalam rangka mengisi kesempatan dari dampak perang dagang China dan Amerika Serikat, Indonesia berpeluang mengambil keuntungan ini.
Poin Rencana Ekspansi Perusahaan Mebel China di Jateng
- Jateng dipilih karena memiliki sejumlah potensi a.l. ketersediaan SDM dengan kemampuan memadai, UMR kompetitif, harga lahan murah, dan dukungan akses infrastruktur.
- Kebutuhan lahan mencapai 2.000 hektare (ha). Bisa dalam satu kawasan, ataupun terpisah minimal 150 ha.
- Realisasi perjanjian dan pengembangan kawasan industri mebel dapat dilakukan pada semester I/2020.
- Pemilihan lokasi di Pemalang, Brebes, Sukoharjo, dan Kendal.