Harianjogja.com, JOGJA - Pemberlakuan Malioboro bebas kendaraan setiap hari belum bisa direalisasikan awal 2020. Pemda DIY menyatakan uji coba kawasan Malioboro bebas dari kendaraan bermotor masih butuh dilakukan beberapa kali untuk menyamakan persepsi dari beragam kepentingan masyarakat.
Setelah semua pihak setuju, Malioboro jadi jalur pedestrian secara penuh akan direalisasikan pada pertengahan atau akhir 2020.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan dari hasil evaluasi penerapan jalur pedestrian Malioboro secara penuh, masih dibutuhkan beberapa kali rekayasa lagi. Tujuannya untuk mensinkronisasi program pembebasan Malioboro dari kendaraan bermotor dengan rekayasa lalu lintas yang masih perlu dilakukan beberapa perbaikan.
“Sehingga Dishub mulai memfinalkan terhadap rekayasa lalu lintas supaya nanti rencana pedestrian di Malioboro bisa tidak membuat kemacetan di tempat lain,” katanya di Kepatihan, Senin (9/12/2019).
Ia menargetkan penerapan Malioboro bebas kendaraan secara penuh pada 2020 mendatang, tetapi belum bisa direalisasikan pada awal tahun, waktu yang memungkinkan adalah pertengahan atau akhir 2020. Namun Aji memperkirakan sinkronisasi berbagai pihak yang berkepentingan di Malioboro mulai dari komunitas dengan Pemda DIY serta dampak lalu lintas akan terselesaikan pada pertengahan 2020.
Harapannya setelah tercapai sinkronisasi tersebut tidak ada pihak yang dirugikan, baik dari sisi komunitas Malioboro maupun masyarakat pengguna jalan yang terdampak dari penutupan Malioboro.
“Kami ingin 2020 [direalisasikan], batasan tidak sampai akhir [untuk uji coba penutupan Malioboro], tetapi kami tidak hanya bicara tentang lalu lintas tetapi kepentingan komunitas di Malioboro sehingga kami berharap tidak ada kelompok yang dirugikan. Targetnya [penerapan jalur pedestrian Malioboro secara penuh] tahun depan, pertengahan atau akhir tetapi belum ditentukan, tergantung hasil evaluasi,” katanya.
Edukasi terkait manfaat penutupan Malioboro dari kendaraan bermotor tidak hanya dilakukan kepada komunitas saja namun juga masyarakat pada umumnya. Apalagi saat ini hampir sebagian besar warga dari luar Jogja ingin sekedar melintas di Malioboro saat berada di Kota Jogja meski hanya sekedar lewat.