Bisnis.com, BANTUL - Hujan lebat disertai angin yang terjadi sejak beberapa hari terakhir ini menyebabkan Jembatan Songgolono di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul, ambruk, Senin (9/3/2020). Ambruknya jembatan tersebut memutus akses warga dari dua dusun di desa setempat.
Sunarji, 64, seorang warga yang rumahnya tidak jauh dari Jembatan Songgolono mengatakan jembatan itu ambruk sekitar pukul 06.00 WIB. "Saat kejadian kondisi hujan cukup lebat sejak malam hari," kata dia saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (9/3/2020).
Kendati tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, tetapi menurut Sunarji putusnya jembatan itu menghambat aktivitas warga. Pasalnya jembatan itu merupakan penghubung antara Dusun Ngepet, Desa Srigading dan juga Dusun Karanganyar, Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden.
Selain itu jembatan tersebut juga merupakan jalur pertanian warga dari dua dusun sehingga sangat berarti bagi warga. "Kalau enggak lewat sini harus memutar jauh lebih dari satu kilometer, lewat Jalan Samas sampai sebelum TPR Samas," ujar Sunarji.
Dalyono, 56, warga lainnya menambahkan selain karena faktor alam ambruknya Jembatan Songgolono karena faktor usia. Dibangun sekitar Agustus 1989, jembatan itu sudah lebih dari 30 tahun.
“Ditambah juga dengan volume Sungai Winongo yang meningkat sehingga mengikis talut dan pondasi jembatan di sisi utara jembatan. Talutnya terkikis air karena kontur tanah di sisi utara gembur dan banyak pasir, " ujar Dalyono.
Selama dibangun secara swadaya masyarakat jembatan itu sampai sekarang memang belum mengalami perbaikan sama sekali sehingga Dalyono pun menilai wajar ambruknya jembatan itu.
Dari pantauan langsung Harian Jogja di lokasi, titik ambruknya jembatan ada di bagian sisi utara sedangkan bagian selatan masih utuh. Begitu pula dengan pondasi di bagian tengah juga masih utuh.
Jembatan sepanjang sekitar 12 meter dan lebar 2,5 meter itu praktis kini tak dapat dilintasi lagi meski dengan berjalan kaki. Tidak ada besi dalam pondasi jembatan kecuali hanya batu-batu dan semen.