Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sukoharjo dan Solo Tetapkan KLB Corona

Penetapan status KLB corona di Kota Solo dilakukan setelah ada pasien positif corona yang meninggal.
Warga dengan mengenakan kostum tokoh superhero melakukan aksi sosialisasi pencegahan virus corona dan mambagikan jamu kepada pengguna jalan di Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (4/3/2020). Aksi tersebut mengajak masyarakat menjaga kebersihan dan kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit termasuk virus./Antara-Mohammad Ayudha
Warga dengan mengenakan kostum tokoh superhero melakukan aksi sosialisasi pencegahan virus corona dan mambagikan jamu kepada pengguna jalan di Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (4/3/2020). Aksi tersebut mengajak masyarakat menjaga kebersihan dan kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit termasuk virus./Antara-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, SUKOHARJO - Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menetapkan status kejadian luar biasa atau KLB corona atau Covid-19, Senin (23/3/2020).

“Sukoharjo ditetapkan KLB corona karena sudah ada satu pasien yang terkonfirmasi positif asal Grogol. Kami meminta agar para camat, kepala desa, ketua rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) ikut mengawasi pasien yang menjalani karantina mandiri di rumah," kata dia, Senin (23/3/2020).

Satu pasien asal Grogol, Sukoharjo terkonfirmasi positif Covid-19 itu kini tengah menjalani perawatan di RSUD dr. Moewardi Solo.

Sebelum itu, terdapat satu pasien suspect corona yang juga berasal dari Grogol meninggal dunia pada pekan lalu. Hasil tes laboratorium belum keluar sehingga belum diketahui apakah pasien meninggal itu positif atau negatif corona.

Wardoyo menetapkan status KLB corona saat rapat koordinasi (rakor) penanganan corona di Menara Wijaya. Selain 1 pasien positif corona, di Sukoharjo juga terdapat 6 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 45 orang dalam pemantauan (ODP) corona.

Dengan ditetapkannnya status KLB corona di Sukoharjo itu, pemkab memutuskan agar tempat hiburan ditutup. Sebelumnya, kegiatan belajar mengajar di sekolahan dari tingkat PAUD sampai SMA sudah lebih dahulu diliburkan sejak Senin (16/3/2020).

Sebelum Sukoharjo menerapkan status KLB corona, Kota Solo lebih dahulu menetapkan status KLB sejak Jumat (13/3/2020). Bahkan, Solo menjadi daerah pertama di Indonesia yang menerapkan status KLB corona.

Penetapan status KLB corona di Kota Solo dilakukan setelah ada pasien positif corona yang meninggal. Berdasarkan data corona.jatengprov.go.id, tercatat Senin (23/3/2020) di Kota Solo ada 5 positif corona, 2 pasien positif corona meninggal, 22 PDP, dan 69 ODP.

Pasien positif corona dan positif corona yang meninggal di Solo tidak semuanya warga Kota Solo. Misalnya ada 1 pasien yang masih dirawat di RSUD dr. Moewardi Solo yang merupakan warga Bali.

Dia adalah tur guide yang kebetulan sedang tugas ke Solo. Ada pula pasien positif corona asal Sukoharjo yang juga dirawat di RS itu. Sedangkan pasien positif asal Kota Solo yang dirawat di RSUD dr. Moewardi Solo tercatat dua orang.

Sedangkan pasien positif corona yang meninggal di RSUD dr. Moewardi satu orang berasal dari Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Satu lagi dari Tawang, Jatipurno, Wonogiri.

Ketika Solo dan Sukoharjo sudah menetapkan status KLB corona, bagaimana daerah lain di Soloraya? Wonogiri yang terdapat pasien positif corona meninggal belum menetapkan status KLB corona.

Data di Pemprov Jateng menyebutkan ada 7 PDP dan 27 ODP di Wonogiri. Meski belum menetapkan KLB, di Wonogiri, sekolah juga sudah diliburkan selama 2 pekan.

Terbaru, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek) mengeluarkan surat edaran kepada camat se-Wonogiri berkaitan dengan pelaksanaan hajatan atau perjamuan.

Surat edaran tersebut dikeluarkan sebagai upaya peningkatan kewaspadaan terhadap resiko penularan virus Covid-19 yang cenderung terus meningkat.

Sedangkan di Sragen juga belum ada status KLB. Ada dua PDP yang corona?dirawat intensif di ruang isolasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Kemudian ada 16 ODP dan 327 pelaku perjalanan (PP) yang terdata. Pelaku perjalanan adalah mereka yang baru saja masuk Sragen dari daerah yang terpapar Covid-19 atau luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Danang Nur Ihsan
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper