Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Virus Corona di Demak: Mudik ke Kampung Wajib Lapor RT

Pemerintah Kota Demak mengimbau masyarakatnya yang baru saja mudik untuk lapor ke RT setempat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pendataan jika ada yang ketahuan positif terinfeksi virus Corona.
Bus Antar Kota Antar Provinsi menunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan. Bisnis/Nurul Hidayat
Bus Antar Kota Antar Provinsi menunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19, mewajibkan para pemudik yang memaksakan diri pulang kampung untuk melapor kepada RT/ RW setempat.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Demak yang juga selaku anggota Tim Gugus Tugas Covid-19, Endah Cahya Rini, mengatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk mencegah perluasan penyebaran virus Corona (Covid-19).

Kebijakan ini sebenarnya bertentangan dengan anjuran pemerintah pusat, di mana mengimbau masyarakat untuk tidak mudik di tengah wabah virus Corona berlangsung. Endah memahami itu. Namun, tidak menutup kemungkinan masih banyak para pekerja dari luar daerah yang mudik ke daerah asalnya.

Nantinya setiap laporan yang disampaikan ke RT/RW akan diteruskan kepada kepala desa dan bidan desa setempat. Berdasarkan laporan tersebut, petugas kesehatan akan mengunjungi rumah pemudik untuk dilakukan pemantauan ataupun pemeriksaan kesehatan.

Kendati demikian, dia meminta warga sekitar tetap tenang dan membantu memberikan informasi kepada bidan desa setempat dan pemerintah desa bila ada tetangga datang dari luar daerah.

“Kepada para pemudik agar melaksanakan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari sejak kedatangan,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (27/3/2020).

Seperti diketahui, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mencermati pergerakan warga perantauan dari Jateng yang mempercepat mudik ke kampung halaman. Dia menyebut telah ada 80 bus membawa 1776 penumpang dari Jakarta ke Jepara.

Selain itu juga terjadi peningkatan penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jateng. Misalnya pada 22 Maret di terminal Bulupitu Purwokerto ada 2323 penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2625 penumpang. Situasi yang sama juga terjadi di terminal Cepu, Pemalang, kebumen, Wonosobo, Cilacap, dan lainnya.

Dia meminta para Bupati dan Walikota lebih tegas dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. “Data setiap perantau yang pulang, cek kesehatannya, dan pantau terus. Protocol yang sama juga harus diterapkan di level desa, bahkan RT dan RW,” tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper