Bisnis.com, SEMARANG – Kepala daerah di Jawa Tengah berlomba menawarkan berbagai proyek investasi dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2020. Sebanyak 3 proyek andalan terpilih sebagai pemenang Central Java's Potential Investment Challenge 2020 yang siap segera dikerjakan apabila telah mendapatkan suntikan modal dari investor.
Ketiga proyek tersebut meliputi: pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hidro (PLTMH) di Kabupaten Banyumas, pembangunan sentra industri perikanan terpadu di Kabupaten Pati, dan revitalisasi taman satwa Taru Jurug di Kota Surakarta.
Dalam salah satu sesi plenary CJIBF, Bupati Banyumas Achmad Husein memaparkan peluang investasi pada proyek PLTMH yang dinilai berprospek bagus. Saat ini, Pemkab Banyumas telah memiliki satu unit PLTMH yang telah beroperasi sejak 2017. Pemkab berencana membangun 13 unit tambahan di beberapa lokasi yang berbeda.
Nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik tersebut sekitar Rp44 miliar, dan diharapkan akan segera mencapai titik impas atau break even point (BEP) dalam jangka waktu 4—5 tahun.
“Pendapatan rata-rata dari PLTMH itu sekitar Rp10 miliar per tahun, padahal biaya operasionalnya kecil sekali hanya sekitar Rp800 juta per tahun. Artinya akan segera BEP dan selanjutnya keuntungannya besar sekali,” ujarnya, Rabu (11/11/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Pati Haryanto menawarkan proyek pembangunann sentra industri perikanan terpadu. Sektor usaha ini dipilih karena Kabupaten Pati merupakan salah satu penopang industri maritim di Jateng.
Rencananya, pemerintah daerah akan mengembangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Juwana yang sudah beroperasi. “Mau kita kembangkan dalam rangka untuk bisa menampung tidak hanya bahan mentah tapi juga industri pengolahan yang ada di sana,” ungkap Haryanto.
Dengan garis pantai sepanjang 60 Km, Haryanto berpendapat bahwa kondisi geografis Kabupaten Pati sudah sangat potensial untuk dikembangkan. “Di sana, tempat untuk berlabuh kapal diatas 30 gross ton kurang lebih ada sekitar 300-an. Sehingga potensi untuk penangkapan itu lebih banyak di Juwana,” tambahnya.
Kabupaten Pati rencananya akan memanfaatkan lahan seluas 12,5 hektare untuk pembangunan docking kapal. Akan disiapkan pula lahan untuk industri terpadu seluas 2,6 – 3 hektare.
Toto Amanto, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Surakarta yang hadir mewakili Walikota Surakarta, memberikan jaminan kemudahan investasi di kota ini.
Menurutnya, baik kondusifitas daerah, kesiapan infrastruktur, ataupun masalah perizinan, semuanya dapat dilaksanakan dengan baik. “Ini yang membuat kita mempunyai kepercayaan bahwa mendatangkan investor ke Kota Surakarta bukanlah sesuatu yang sulit, karena kita juga kota yang pro investasi,” ungkapnya.