Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan di Jateng Bergantung pada Aliran Dana Investasi

Gubernur Jateng meminta pemangku kebijakan untuk ikut meningkatkan realisasi investasi. Peningkatan kualitas layanan kepada investor menjadi perhatian.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi membuka Rapat Koordinasi dan Capacity Building antara Pemprov Jateng dengan KPw BI Provinsi Jawa Tengah pada Senin (14/4/2025). /Foto: Pemprov Jateng.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi membuka Rapat Koordinasi dan Capacity Building antara Pemprov Jateng dengan KPw BI Provinsi Jawa Tengah pada Senin (14/4/2025). /Foto: Pemprov Jateng.

Bisnis.com, SEMARANG - Pemangku kebijakan di Jawa Tengah perlu mendorong realisasi investasi di wilayah tersebut. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dalam agenda rapat bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, yang digelar pada Senin (14/4/2024).

Imbauan tersebut disampaikan lantaran 85% pembangunan di Jawa Tengah masih disandarkan pada investasi. Sementara itu, kapasitas fiskal melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di Jawa Tengah hanya mampu untuk membiayai 15% pembangunan.

"Kalau perlu investasi, pabrik biting pun di Jawa Tengah dilayani. Karena 85% pembangunan daerah dari investasi," ucap Luthfi, di Kota Semarang.

Untuk mendorong realisasi investasi di Jawa Tengah, Luthfi menekankan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk terus meningkatkan kualitas layanan bagi investor. Lebih lanjut, kepala daerah di tingkat kabupaten dan kota juga memiliki peran penting untuk mengawal masuknya arus investasi.

Luthfi memberikan contoh, kerja sama antar wilayah dapat dilakukan di tingkat eks-karesidenan di Jawa Tengah untuk mengawal masuknya investasi ke wilayah tersebut. Contoh lainnya adalah dengan mengembangkan sistem wilayah, seperti antara Blora dan Rembang.

"Persediaan tenaga kerja di Jawa Tengah tidak kurang. Pada 2024, serapan tenaga kerja di Jawa Tengah mencapai 400.000 orang. Angka itu muncul dari realisasi investasi di Jawa Tengah pada tahun 2024 yang mencapai Rp88,3 triliun dengan 65.815 proyek," jelas Luthfi.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga akan meningkatkan ketersediaan tenaga kerja dengan mengoptimalkan Balai Latihan Kerja (BLK) serta lembaga pelatihan lain. "Agar keterampilan dan kemampuan calon tenaga kerja, lebih adaptif pada bidang-bidang kebutuhan industri yang lebih terkini," lanjut Luthfi.

Di sisi lain, pembangunan infrastruktur juga bakal dilanjutkan oleh Luthfi. Utamanya revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas agar mampu melayani kapasitas perdagangan yang lebih besar. Luthfi juga bakal mengusahakan layanan penerbangan internasional di Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani.

Rahmat Dwisaputra, Kepala KPw BI Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa agenda yang digelar antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan KPw BI Provinsi Jawa Tengah itu dimaksudkan untuk menyusun strategi investasi Jawa Tengah di kemudian hari. "Dalam tiga tahun terakhir, fokus industri pertanian dan sirkular ekonomi. Ini cocok, karena Jateng sebagai wilayah lumbung pangan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper