Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Kota Semarang Berangsur Pulih, Pariwisata Jadi Unggulan

Realisasi investasi di Kota Semarang pada 2022 mencapai Rp24,6 triliun.
Istimewa/DPMPTSP Kota Semarang
Istimewa/DPMPTSP Kota Semarang

Bisnis.com, SEMARANG - Iklim investasi di Kota Semarang masih belum sepenuhnya pulih. Pasalnya, dampak pandemi Covid-19 masih membayangi kinerja realisasi investasi.

Di tengah kondisi tersebut, Kota Semarang masih bisa mencatatkan pertumbuhan positif. Pada 2022 lalu, realisasi investasi di Kota Semarang sebesar Rp24,66 triliun, melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp24,08 triliun

Kepala Dinas Pelayanan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang, Widoyono, mengungkapkan bahwa realisasi investasi di Kota Semarang pada 2022 mencapai Rp24,6 triliun.

Untuk meningkatkan realisasi investasi, DPMPTSP Kota Semarang membuka Mal Pelayanan Publik (MPP) di Terminal Mangkang Lantai 2. Fasilitas itu sudah diujicoba pada Oktober 2022 dan resmi dibuka pada November 2022 lalu.

Fasilitas MPP mempunyai 2.283 layanan perizinan dan non perizinan yang terdiri dari instansi internal dan eksternal. Untuk layanan eksternal, dibuka sejumlah perizinan dan pelayanan dari 21 jenis Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota semarang dan 18 instansi luar Pemerintah Kota Semarang. Sementara itu, layanan eksternal meliputi 45 jenis layanan dari 18 anjungan.

Widoyono mengungkapkan bahwa pada tahun 2021 telah mengeluarkan data perusahaan Kota Semarang sebesar 34.012 perizinan, pada tahun 2022 muncul peningkatan yaitu sebesar 46.816 perizinan baru yang mayoritas berasal dari sektor perdagangan, perindustrian, pekerjaan umum dan perumahan rakyat, dan pariwisata. Selain sektor usaha itu, pariwisata menjadi salah satu sektor dengan permintaan perizinan yang relatif besar.

Tak hanya MPP, Widoyono menambahkan bahwa pihaknya tengah merintis platform Semarang Market and Investment atau SEMAR INVEST mendukung iklim investasi di Kota Lumpia.

"Sistem ini menyediakan informasi mengenai investasi dengan rincian bidang usaha properti, residensial, rumah, apartemen, ruko, tanah, pabrik, kantor, gudang, ruang usaha, hotel, MICE, transportasi, pariwisata, dan potensi investasi," jelasnya.

Sistem ini sudah ada sejak tahun 2019 dengan nama BUKA INVEST kemudian berubah menjadi SEMARANG BISNIZ pada tahun 2020, yang kemudian diperlukan penggantian nama menjadi SEMAR INVEST untuk membawa suasana baru pada aplikasi yang mempromosikan investasi.

Pada 2023 ini, ada sejumlah peluang investasi pada sektor pariwisata yang bakal dipromosikan. Beberapa proyek tersebut antara lain Simpang Lima Underground, Expo Center, Technopark, LRT atau Trem, pembangunan kawasan bekas Wonderia, Taman Lele, serta Semarang Zoo. "Dengan pembiayaan non-APBD atau ditawarkan kepada investor," jelas Widoyono.

Widoyono menambahkan, untuk menjaring investasi ke Kota Semarang, pihaknya telah menggelar sejumlah roadshow untuk mempromosikan Kota Semarang di kota-kota besar lain hingga ke luar negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper