Bisnis.com, SOLO - Partai Keadilan Sejahtera Kota Surakarta menyatakan abstain pada Pilkada Solo 2020.
Pernyataan itu disampaikan Dewan Pengurus Daerah PKS Kota Surakarta terkait Pilkada 2020 yang akan berlangsung pada 9 Desember 2020.
Pilihan untuk abstain dilakukan setelah DPD PKS Kota Surakarta melakukan survei.
Survei tersebut dilakukan PKS bersama lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang) di lima wilayah kecamatan di Solo.
"PKS telah menentukan sikap untuk abstain pada Pilkada 2020. Hal ini, diambil setelah PKS melakukan serangkaian upaya. Kami melakukan jajak pendapat dengan internal kader selama dua bulan sejak September hingga November 2020," kata Ketua DPD PKS Kota Surakarta, Abdul Gofar Ismail, di Solo, Jumat (4/12/2020).
PKS Surakarta juga melakukan silaturahmi dengan para tokoh PKS, baik tokoh yang secara terang-terangan mendukung PKS maupun yang membersamai partainya. Hasilnya banyak tokoh menyarankan untuk abstain pada Pilkada tahun ini.
Baca Juga
PKS dan tokoh masyarakat mengajak semua elemen baik peserta pemilu dan masyarakat untuk menjaga kondusifitas Pilkada 2020 dengan saling menghormati setiap pilihan warga masyarakat yang dilindungi konstitusi, hindari intimidasi pemilih dan politik uang yang bisa merusak demokrasi Kota Surakarta.
Abdul Gofar mengatakan langkah terakhir yang dilakukan yakni melakukan survei secara umum melalui tim Litbang DPD PKS.
Ada 400 responden yang dilibatkan dalam survei ini, termasuk kader dan masyarakat umum yang tersebar di lima kecamatan di Solo.
"Hasilnya responden sekitar 54 persen menyatakan abstain. Sebanyak 24 persen belum menentukan pilihan, dan sisanya akan memberikan pilihan paslon. Untuk itu, dari hasil survei akhirnya PKS memutuskan untuk abstain," kata Abdul Gofar.
Ditanya apakah sikap PKS yang abstain itu sama dengan golput di Pilkada 2020, Abdul Gofar membenarkannya.
"Hasil survei itu, sudah disampaikan ke DPP dan DPW PKS Jateng. Partai tetap mengarahkan pada sikap abstain pada Pilkada 2020," katanya.
Semula PKS tidak ingin mengungkap hasil survei secara keseluruhan. Namun, PKS pada akhirnya membuka hasil survei secara transparan.
Sebanyak 24 persen responden belum menyatakan pilihannya, dan 22 persen sudah memilih. Sebanyak 14 persen memilih pasangan Gibran-Teguh, dan delapan persen memilih pasangan Bajo.
Tentang alasan baru membuka hasil survei, Gofar mengatakan survei selesai pada November 2020. Namun, karena ada pergantian pengurus di DPP PKS, pihaknya menunggu hingga ada Presiden PKS baru.
"Kami sempat menunggu siapa tahu ada perubahan. Namun, ternyata hasilnya tetap kami sampaikan ini," katanya.