Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian warga dari lereng Gunung Merapi yang mengungsi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kembali ke rumahnya dalam beberapa pekan terakhir. Mereka tergolong nekat karena petugas belum menurunkan status Siaga letusan di gunung api itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Kamis (10/12/2020), mengatakan para pengungsi mengalami kejenuhan sehingga mereka pulang ke rumah. "Ternyata prediksi tersebut benar-benar terjadi dan sejak 26 November lalu, pengungsi dari Desa Ngargomulyo Kecamatan Dukun memutuskan kembali ke rumah," katanya.
Disusul kemudian pada 30 November, seluruh pengungsi dari Desa Ngargomulyo kembali ke rumah, kecuali kelompok rentan terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan disabilitas. Pada 1 Desember, sebagian pengungsi dari Dusun Babadan II Desa Paten juga pulang dan tersisa 127 orang, pengungsi dari Desa Keningar pulang 26 orang.
"Total pengungsi yang sebelumnya sekitar 800 orang, kini tinggal 602 pengungsi," kata Edy.
Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan bahwa aktivitas Gunung Merapi sampai dengan saat ini masih tinggi. Tercatat 24 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Rabu mulai pukul 00.00-24.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Kamis (10/12/2020), menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 208 kali gempa hybrid atau fase banyak, 21 kali gempa embusan, satu kali gempa frekuensi rendah, dan 38 kali gempa vulkanik dangkal.
Baca Juga
Pada periode pengamatan itu, terdengar satu kali suara guguran dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dengan intensitas lemah. Sedang laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (dalam tiga hari).