Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Gelar Sekolah Saham bagi Warga Semarang

Ada beberapa tips yang diberikan BEI buat warga Semarang yang tertarik untuk memulai investasi ataupun berjualan saham.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, SEMARANG – Warga Semarang diajak untuk mulai melek investasi. Menggandeng Trimegah Sekuritas, Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah 1 mengadakan Sekolah Pasar Modal Level 1 secara daring, Rabu (24/2/2021).

Trainer Kantor Perwakilan BEI Jateng 1, Akhmad Nuranyanto, menjelaskan bahwa ada beberapa mindset yang perlu disiapkan sebelum terjun menjadi investor. “Investasi adalah [bagaimana kita] mengelola aset atau harta sehingga dapat memberikan hasil di kemudian hari,” jelasnya.

Ia menambahkan, seorang investor mesti memiliki jangka waktu yang jelas terkait tujuan dari investasi itu sendiri. Hal ini diperlukan untuk menentukan strategi apa yang semestinya diambil juga emiten mana yang sekiranya cocok untuk dimiliki.

Seorang investor juga mesti menyiapkan uang dingin untuk mulai berinvestasi. “Kemarin di awal tahun banyak diperbincangkan, orang banyak transaksi di saham menggunakan uang hutang, dengan uang arisan, cicilan mobil, dan sebagainya,” jelasnya. Hal tersebut menurutnya salah kaprah.

Gak boleh, belilah saham menggunakan uang dingin, jangan uang hutang. Karena secara konsep, benar-benar berbeda,” jelasnya. Ia mengungkapkan bahwa uang dingin yang dimaksud adalah sisa dari pendapatan bersih yang diterima setiap bulan.

Menggunakan dana dari hasil hutang, menurut Akhmad, akan sangat berisiko. “[Hasil dari] investasi belum pasti di masa depan. Kita belum tahu keuntungan yang didapatkan [dari investasi tersebut akan] berapa persen, Tetapi hutang kita tahu [berapa bunganya,]” jelasnya.

Calon investor juga diajak untuk melakukan diversifikasi saham, “Jangan cuma punya satu dua saham,” jelasnya. Meskipun demikian, ia juga mengajak masyarakat untuk tidak sembarangan memilih saham. “Walaupun niat kita trading, namun alangkah baiknya memilih saham dengan fundamental bagus,” jelasnya.

Setidaknya, ada beberapa indikator kesehatan sebuah perusahaan yang sudah melantai bursa. Misalnya saja dengan jumlah deviden yang dibagikan. Selain itu, intensitas pembagian deviden sahamjuga merupakan indikator fundamental perusahaan yang cukup baik. “Misalnya dalam setahun bisa dua kali membagikan dividen,” tambahnya.

Tak hanya mengajak warga Semarang untuk mulai berinvestasi saham, BEI Kantor Perwakilan Jawa Tengah 1 juga memaparkan beberapa risiko saham. Misalnya saja penurunan harga saham. “Kalau harga saham bisa naik, maka harga saham juga bisa turun,” jelas Akhmad.

Namun, ia juga menambahkan bawa calon investor juga bisa menghindari resiko tersebut dengan memilih saham-saham yang sehat. “Untuk menghindari resiko likuidasi, pilihlah saham-saham yang liquid. Contohnya saham-saham di LQ45,” tambahnya.

Melcy Rulandy Stenly Makarawung, Manajer Investasi Trimegah Sekuritas Semarang, mengamini pendapat tersebut. “Masyarakat itu sekarang lebih melek finansial. Setelah paham saving atau tabungan, [budgeting] consumption, sekarang investment. Memang ada risikonya, tapi juga ada risk and return,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper