Bisnis.com, SEMARANG – Empat hotel di bawah jaringan Accor Group meneken kontrak dengan 43 koperasi dan UMKM di Jawa Tengah untuk menyerap beragam produk yang dibutuhkan oleh hotel. Nilai kerja sama yang disepakati untuk kontrak yang berlangsung selama 2 tahun adalah Rp1,56 miliar.
Empat hotel yang terlibat dalam kontrak kerja sama tersebut adalah Hotel Novotel dan Hotel Ibis di Semarang, Jawa Tengah, serta Hotel Pullman dan Hotel Ibis Budget di Surabaya, Jawa Timur.
Senior Vice President Accor Operation and Government Relation of Indonesia and Malaysia Adi Satria mengatakan pihaknya sangat terbuka dengan kerja sama serupa.
Menurut Adi, Accor Group membuka kesempatan bagi produk-produk UMKM dan koperasi untuk memasok beragam kebutuhan hotel jaringan Accor yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
"Semua hotel bisa diisi dengan produk UMKM Jateng. Bahkan untuk hotel-hotel yang baru dan sedang dibangun, itu dari awal sudah bisa dikerjasamakan dengan produk UMKM, juga produk pertanian dan perkebunan," ujarnya saat menghadiri UMKM Network and Business Fair di Hotel Novotel Semarang pada Senin (5/4/2021).
Adi melanjutkan Accor Group sedang menyelesaikan pembangunan sejumlah hotel yang berlokasi baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa.
Baca Juga
Di Kulonprogo, Yogyakarta, Accor sedang membangun Hotel Ibis dan Hotel Novotel. Pembangunan kedua hotel tersebut diproyeksikan rampung dalam 8 hingga 12 bulan mendatang.
Di Surabaya, Accor sedang menyelesaikan pembangunan dua hotel yakni Hotel Mercure dan Hotel Ibis. Accor juga tengah merampungkan proses pembangunan hotel Grand Mercure di Malang, Jatim.
Selain itu, satu lagi proyek pembangunan hotel sedang dikerjakan adalah Hotel Pullman di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Di seluruh jaringan hotel Accor, kami meluncurkan program Rediscover Indonesia, yang menyuguhkan pengalaman mengenai Indonesia yang dihadirkan bekerja sama dengan UMKM," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Pemasaran Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Normansyah menyampaikan apresiasi terhadap terbentuknya kemitraan korporasi dengan pelaku UMKM dan koperasi khususnya yang menjalankan usaha di bidang pertanian dan perkebunan.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), produk perkebunan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Sejumlah komoditas unggulan sektor pertanian dan perkebunan juga menjadi penopang ekspor nonmigas.
Kementerian Pertanian, menurut Normansyah, mendukung kemitraan antara korporasi dengan UMKM penghasil produk pertanian dan perkebunan guna meningkatkan kesejahteraan petani.
Jaringan perhotelan yang dapat menyerap produk tersebut diharapkan terus meningkatkan konsumsinya. Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat direplikasi secara nasional, dan diperluas bukan hanya satu komoditas.
"Kami mendukung kemitraan untuk memberikan akses pasar khususnya untuk petani kopi guna memaksimalkan rantai perdagangan dalam negeri," ujarnya.