Bisnis.com, SRAGEN – Sugiyono, owner CV Mitra Sukses Bersama (MSB) yang bergerak di di bidang ternak semut rangrang lepas dari jeratan pidana dalam sidang, Selasa (27/4/2021). Meski dilepaskan dari jeratan pidana, Sugiyono wajib mengembalikan uang mitra sebesar Rp1,5 triliun.
Uang sebesar itu berasal dari 9.397 mitra yang terbagi dalam 700.877 paket semut rangrang. Dia pun berjanji bakal mengembalikan uang tersebut paling cepat selama empat tahun. Jika dihitung secara kasar, maka per hari Sugiyono harus mencicil utangnya kepada mitra bisnis semut rangrang di Sragen sekitar Rp1 miliar.
“Saya tetap butuh tambahan waktu. Sebab, selama mengelola MSB, saya tidak menumpuk uang dan aset dalam jumlah besar. Tergantung nanti kesepakatannya seperti apa. Yang jelas sumber dananya riil dan nyata,” papar Sugiyono saat ditemui Solopos.com, di rumahnya, Rabu (28/4/2021).
Untuk melunasi uang mitra, Sugiyono mengandalkan keuntungan dari unit usaha jual beli sembako yang dikelola Komunitas Mitra Sejahtera (KMS). Sejak ia terjerat masalah hukum, KMS vakum.
Depo sembako yang tersebar di 200 kecamatan di Jateng, DIY, dan Jatim terpaksa ditutup sebagai imbas masalah hukum itu. Rencananya, KMS akan diaktifkan lagi setelah Lebaran.
“KMS ini merupakan wadah jual beli khusus member. Saat ini kami baru memiliki 153 member. Para member bisa belanja sembako di KMS dan mereka akan mendapatkan kembali uang mereka sebesar 3 persen setelah mereka sudah mengumpulkan 100 poin. Harga sembako kami tidak lebih mahal dari toko lain, tapi kekuatan kami ada di member,” ucap Sugiyono.
Kepada para mitra bisnis semut rangrang di Sragen, Sugiyono kerap mengatakan MSB memiliki pengaman kuat. Salah satu pengaman yang dimaksud adalah koin crypto. Kendati begitu, Sugiyono menjadikan koin crypto itu bukan sebagai pengaman utama.
“Crypto itu hanya salah satu bisnis pengaman. Itu bukan tempat simpanan uang. Tapi ketika nanti memungkinkan, bisa saya jadikan sebagai salah satu sumber untuk menyelesaikan pengembalian uang mitra. Sebab, kita tahu faktanya crypto tidak bisa dipastikan. Jadi, itu bukan jadi sumber utama [untuk mengembalikan uang mitra],” jelasnya.
Sugiyono menjelaskan uang Rp1,5 triliun itu merupakan modal dan hasil untuk para mitra bisnis semut rangrang. Dana itu berasal dari 9.397 mitra yang terbagi dalam 700.877 paket semut rangrang.
Data tersebut berasal dari dana yang dihimpun masing-masing koordinator wilayah. Jumlah itu masih akan diverifikasi lagi di tingkat koordinator.
“Nanti saya butuh pengertian mitra, apakah dengan kondisi seperti ini, mereka menginginkan pengembalian modal saja atau dengan hasilnya. Nanti akan kami bicarakan baik-baik dengan mitra,” papar Sugiyono.