Bisnis.com, MAGELANG - Sebanyak 110 pasien Covid-19 di Kabupaten Magelang dinyatakan sembuh pada Selasa (18/5/2021).
Melansir dari situs Beritamagelang.id, jumlah pasien yang masih dalam perawatan 186 orang.
Dari 186 orang itu, rinciannya terdiri dari 86 orang dirawat di beberapa rumah sakit, 100 lainnya menjalani isolasi mandiri.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi berharap jumlah pasien sembuh bisa terus bertambah dan tidak ada lagi penambahan kasus.
"Semoga akan semakin banyak yang sembuh dan sebaliknya, tidak ada lagi tambahan pasien baru," kata Nanda.
Jumlah pasien yang sembuh ini paling banyak berasal dari Kecamatan Borobudur dengan jumlah 31 orang, diikuti Kecamatan Mungkid sebanyak 28 orang, Mortoyudan sebanyak 21 orang, Muntilan sebanyak 9 orang, Ngluwar sebanyak 7 orang dan 4 orang lainnya tersebar di Salam, Secang, dan Sawangan.
Baca Juga
Nanda juga mengatakan, ada 13 pasien baru yang terkonfirmasi Covid-19 yang tersebar di 7 kecamatan, di antaranya Kecamatan Mertoyudan dan Tegalharjo, masing-masing 3 orang.
Kemudian, ada 2 orang dari Kecamatan Borobudur dan Sawangan. Selain itu, dari Salam, Ngablak dan Kaliangkrik, masing-masing satu orang.
Dengan tambahan ini, jumlah kumulatif kasus Covid-19 menjadi 10.031 orang dengan rincian 186 dalam masa penyembuhan, 9,546 sembuh, 299 meninggal.
Sementara itu, ada tambahan pasien suspek Covid-19 sebanyak 6 orang yang tersebar di Mungkid, Muntilan, Sawangan dan Tegalharjo. Jumlah kumulatif pasien suspek sendiri ada 1.958 orang, terdiri dari 24 pasien dirawat, 1,645 sembuh, 19 isolasi mandiri dan 270 selesai menjalani isolasi mandiri.
Seperti dilaporkan oleh Solopos.com, Rabu (19/5/2021), jumlah kenaikan kasus Covid-19 di Jawa Tengah tercatat tertinggi di Indonesia.
Laporan ini disampaikan oleh Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mealui konferensi pers secara daring, Selasa (18/5/2021).
Kenaikan kasus Covid-19 di Jateng mencapai 2.739 kasus per 16 Mei lalu. Namun, Wiku mengatakan bahwa efek dari libur panjang ataupun kegiatan masyarakat dalam periode itu baru bisa dilihat dalam rentang waktu 2 hingga 3 minggu setelah periode tersebut.
“Perlu diingat bahwa perkembangan yang terjadi pada minggu lalu belum dapat menunjukkan efek [libur] Idulfitri dan mudik,” jelasnya.