Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keterisian Tempat Tidur Rumah Sakit di Kudus Mendekati 100 Persen

Ganjar berharap Pemkab Kudus cepat melakukan tindakan-tindakan perbaikan. Bupati Kudus dan Kadinkes diminta bergerak cepat menambah tempat tidur di Kudus.
Seorang pasien berbaring di kursi menunggu masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). Akibat melonjaknya kasus Covid-19 pascalebaran di wilayah itu, sejumah pasien harus antre untuk mendapat pelayanan penanganan di sejumlah rumah sakit setempat bahkan ada yang harus dirujuk ke kota Semarang dan Salatiga./Antara-Yusuf Nugroho.
Seorang pasien berbaring di kursi menunggu masuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). Akibat melonjaknya kasus Covid-19 pascalebaran di wilayah itu, sejumah pasien harus antre untuk mendapat pelayanan penanganan di sejumlah rumah sakit setempat bahkan ada yang harus dirujuk ke kota Semarang dan Salatiga./Antara-Yusuf Nugroho.

Bisnis.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta Bupati Kudus berupaya dalam rangka penambahan tempat tidur baik ICU maupun isolasi di rumah sakit. Pasalnya, Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Kudus sudah sangat tinggi, mendekati 100 persen.

"Saya sudah komunikasi dengan Bupati dan Kadinkesnya. Yang jelas persoalan yang harus diselesaikan di sana itu menambah tempat tidur. Itu sebenarnya ndak sulit, tinggal butuh mau saja. Tapi kalau nanti sulit betul, kami akan turunkan rumah sakit darurat," katanya, Rabu (2/5/2021).

Terkait rumah sakit darurat itu, saat ini lanjut Ganjar sedang dilakukan assesment. Nantinya, keputusan apakah akan membuat rumah sakit darurat atau tidak, tergantung hasil assesment itu.

"Kalau harus membuat rumah sakit darurat, kita sudah siap. TNI/Polri sudah siap. SDM kita dorong, perawatnya dari PPNI dan dari kita sudah kita dorong, termasuk dokter dari Provinsi maupun IDI sudah disiapkan," tegasnya.

Meski begitu, Ganjar berharap Pemkab Kudus cepat melakukan tindakan-tindakan perbaikan. Bupati Kudus dan Kadinkes diminta bergerak cepat menambah tempat tidur di Kudus.

"Pengalaman saya waktu dulu mengalami kenaikan dan BOR tinggi, saya itu tinggal perintah saja ke rumah sakit. Kamu tambah ICU dan tempat tidur isolasi. Kalau ndak punya duit, pakai saja BLUD. Tidak ada yang tidak bisa, semuanya bisa. Ini hanya butuh mau dan strong leadership dari Bupati, agar langsung tunjuk, perintah dan lakukan. Ndak ada yang lain," tegasnya.

Meski begitu, pihaknya lanjut Ganjar akan terus mendampingi Kudus dalam mengatasi persoalan ini. Kementerian Kesehatan, BNPB juga sudah turun untuk membantu.

"Maka kita akan pandu, biar teman-teman Kudus nyaman semuanya. Kalau sulit bisa langsung komunikasi dengan kami, bantuan apa yang dibutuhkan. Kami siap bantu, Kemenkes dan BNPB juga siap bantu," ucapnya.

Sambil menunggu hasil assesment terkait keputusan rumah sakit darurat, Ganjar mengatakan akan menerapkan pola gotong royong. Beberapa daerah di sekitar Kudus dimintanya untuk membantu penanganan.

"Dan pola gotong royong ini diapresiasi Pak Menkes, karena semua daerah penyokong Kudus mau mendukung dan membantu. Misalnya Semarang saya senang, karena BOR nya tidak tinggi dan ikhlas menerima pasien dari Kudus. Ini yang akan kita dorong terus," imbuhnya.

Selain Kudus, Ganjar juga meminta beberapa daerah siaga dengan mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan terjadi lonjakan. Rumah sakit harus benar-benar disiapkan agar tidak kesulitan ketika terjadi peningkatan.

"Selain Kudus, saya minta tambahannya itu di Tegal, Sragen dan beberapa daerah lain kita minta ditambah. Selain itu, testing, tracing harus terus ditingkatkan. Tidak boleh kendor, karena ini bisa dijadikan acuan penanganan termasuk antisipasi potensi varian baru," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menerangkan kondisi BOR rumah sakit di Kudus memang cukup mengkhawatirkan. Sehingga, penambahan tempat tidur baik ICU maupun isolasi mendesak dilakukan.

"Selain itu, banyak tenaga kesehatan di Kudus yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga kami dari provinsi berupaya melakukan penambahan tenaga. Saat ini, sudah ada 48 tenaga kesehatan yang kami kirim ke Kudus untuk membackup," katanya. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper