Bisnis.com, SEMARANG — PT Bank BTPN Syariah Tbk. menerapkan prinsip inklusif untuk menghimpun dana dari para nasabah. Walaupun menyandang nama sebagai bank syariah, latar belakang nasabahnya ternyata sangat beragam.
Branch Manager BTPN Syariah Cabang Semarang Dewi Susilowati mengatakan bahwa dari sekitar 30 persen dana pihak ketiga yang dihimpun berasal dari nasabah nonmuslim. Dana tersebut bersumber dari dana pribadi maupun institusi keagamaan, seperti dana gereja dan yayasan Budha.
Sampai dengan kuartal I/2021, jumlah dana simpanan yang dihimpun di BTPN Syariah Cabang Semarang telah mencapai Rp425 miliar. Seluruh dana tersebut, digabungkan dengan dana yang dihimpun di kantor pusat, telah tersalurkan dalam pembiayaan ultra mikro kepada 230.000 nasabah pembiayaan yang berasal dari keluarga prasejahtera di Semarang dan sekitarnya.
Dalam melakukan pendekatan kepada nasabah funding, Dewi menekankan pemahaman mengenai value yang dibawa oleh BTPN Syariah yakni pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah sehingga nasabah tergerak untuk ikut berpartisipasi.
“Nasabah memahami bahwa kami memiliki visi dan value untuk memberdayakan masyarakat prasejahtera, sehingga itu menjadi alasan penempatan dana tanpa memandang unsur keagamaan,” ujarnya, Kamis (4/6/2021).
Selain itu, menurut Dewi, BTPN Syariah juga terus berupaya memberikan pelayanan yang baik serta menawarkan bagi hasil yang optimal kepada para nasabah. Ketika tren imbal hasil sedang turun, manajemen memberikan informasi terbuka kepada nasabah.
Baca Juga
Salah satu nasabah funding BTPN Syariah Cabang Semarang adalah Paroki Gereja Katedral Semarang, yang tercatat menjadi nasabah sejak 2018.
Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pastor Paroki Gereja Katedral Semarang, menilai BTPN Syariah memiliki prinsip dasar yang sejalan dengan nilai-nilai gereja Katolik yakni mengupayakan kesejahteraan bersama, khususnya untuk memberdayakan kelompok masyarakat ekonomi lemah.
“Gereja kami selalu terbuka bekerja sama tanpa memandang ras dan agama. Apapun sistemnya, kalau demi kesejahteraan bersama maka kami terbuka,” ujarnya.
Keyakinan tersebut, menurut Romo Herman, didasarkan pada analisis yang dilakukan terhadap kinerja BTPN Syariah yang terus dipantau secara berkala. Pemantauan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa bank berada dalam kondisi sehat, sehingga dana gereja yang ditempatkan di bank tersebut juga aman.
Romo Herman melanjutkan bahwa dalam banyak kesempatan komunikasi dengan tim pemasaran BTPN Syariah, pihaknya juga selalu mengingatkan agar bank terus mengupayakan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para debitur.
“Kami meminta agar bank tidak hanya terima bersih imbal hasil dari debitur lalu ketika pembiayaan bermasalah langsung kirim debt collector. Kami minta bank terus bantu, memberdayakan, mengajak agar mereka benar-benar sejahtera,” tambahnya.