Bisnis.com, YOGYAKARTA —Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada melakukan kerja sama dengan Global Food Partners (GFP) dan AERES University of Applied Science untuk mengembangkan pusat pelatihan kandang umbaran untuk ayam petelur. Proyek tersebut nantinya menjadi yang pertama di Indonesia, bahkan di Asia.
Pusat pelatihan tersebut bakal menjembatani pelaku industri telur dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan daya saing industri telur di Indonesia dan Asia. Nantinya, pusat pelatihan tersebut akan menjadi pusat pelatihan manajemen dan produksi telur dengan sistem kandang umbaran.
Ali Agus, Dekan Fakultas Peternakan UGM, menyebutkan bahwa pihaknya telah menginvestasikan sumber daya dan upaya yang cukup besar untuk mengembangkan program ilmu peternakan yang tangguh.
“Fakultas Peternakan UGM bangga menjadi tuan rumah dan mengoperasikan pusat pelatihan dan peternakan model kandang umbaran ini. Kandang percontohan ini diharapkan mampu melengkapi dan memajukan kiprah Fakultas Peternakan UGM lebih jauh,” jelasnya, Senin (7/6/2021).
Fakultas Peternakan UGM selaku tuan rumah pusat pelatihan bakal menyiapkan sejumlah fasilitas seperti infrastruktur pusat pelatihan, staf, pemeliharaan harian, serta berbagai sumber daya lain untuk mendukung kerja sama tersebut.
Kate Hartcher, Senior Animal Scientist dari GFP, mengapresiasi kerja sama yang dilakukan UGM dan AERES University of Applied Sciences tersebut. Menurutnya, kerja sama tersebut akan memberikan sejumlah dampak positif bagi industri telur di wilayah Asia.
“Kurangnya dukungan teknis dalam pengoperasian peternakan ayam petelur sistem kandang umbaran merupakan penghalang utama bagi kesejahteraan hewan, mata pencaharian manusia, profitabilitas peternakan, dan tentu saja keberhasilan industri,” jelas Hartcher.
GFP sendiri merupakan perusahaan konsultan multinasional yang berbasis di Singapura. Perusahaan tersebut memiliki misi untuk memastikan rantai pasokan industri telur di wilayah Asia. Tak hanya itu, GFP juga berusaha untuk meningkatkan profitabilitas industri serta aspek keberlanjutan dari industri telur.
Selain Asia, GFP juga telah berpengalaman selama 50 tahun dalam menjembatani pemangku kebijakan dan pelaku usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan praktik produksi di Amerika Latin dan Australia.
Jasper Heerkens, peneliti dan dosen Ilmu Perunggasan di AERES University of Applied Sciences, menyebutkan bahwa kerja sama tersebut sangat penting bagi kesejahteraan hewan dan iklim industri telur di Asia.
“Ada banyak kemajuan teknologi dalam bidang kandang umbaran dan manajemennya di seluruh dunia. Kami yakin bahwa dengan program pelatihan ini, produsen telur di Asia dapat menggunakan teknologi untuk beralih ke produksi kandang umbaran dengan adaptasi lokal,” jelasnya.