Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejak PPKM Darurat, Kematian Akibat Covid-19 di Jateng Turun

Angka kematian atau CFR di Jateng mengalami penurunan dari 6,36 persen menjadi 6,18 persen selama PPKM Darurat.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Bupati Batang Wihaji pada saat memberikan pengarahan pada petugas medis di RSUD Batang, Selasa (29/6/2021)./Antara
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Bupati Batang Wihaji pada saat memberikan pengarahan pada petugas medis di RSUD Batang, Selasa (29/6/2021)./Antara

Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat yang diberlakukan sejak 3 Juli 2021, terjadi penurunan angka kematian Case Fatality Rate (CFR) dan peningkatan Recovery Rate atau angka kesembuhan.

“Ada, ada (penurunan kasus). Lumayan sih,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (12/7/2021).

Kendati demikian, Ganjar menegaskan agar masyarakat tetap mengurangi tingkat mobilitas. Karena sampel dari whole genome sequence (WGS) menyatakan varian itu adalah Delta. Maka, Ganjar menyatakan jika Covid-19 varian Delta maka haruslah waspada.

Dia menuturkan, sampel yang dikirimkan di WGS kurang lebih yang diambil 106 sampel. Dari jumlah itu, ditemukan varian Delta 95 atau 89,6 persen. Dengan rinciannya, untuk anak di bawah usia 17 tahun ada 23 orang atau 24,2 persen, serta dewasa 72 orang atau 75,08 persen. 

“Asal sampelnya di Kudus ada 72 di antara itu varian Deltanya 62, Salatiga ada 6 dengan varian Deltanya 5, Jepara 3 dan semuanya varian Delta, Grobogan ada dua dan Delta semua, Kota Magelang ada tiga dan semuanya Delta, Karanganyar ada tiga dan semuanya Delta, dan Solo ada 16 dan semuanya Delta,” jelasnya.

Adapun Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo penurunan angka CFR dibanding dari 6,36 persen menjadi 6,18 persen." Lalu, recovery rate atau angka kesembuhannya meningkat, dari 85 persen menjadi 85,19 persen,” kata Yulianto.

Dia mencontohkan, di Kabupaten Kudus terjadi penurunan kasus dari minggu ke minggu. Tidak hanya itu, tingkat hunian rumah sakitnya di Kudus juga cukup longgar.

Informasi tersebut diperolehnya kemarin usai berkomunikasi dengan Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Aziz Achyar. “Kira-kira keterisiannya (di RSUD Loekmono Hadi Kudus) hanya 50 persen-60 persen,” jelasnya menirukan informasi dari  Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus.

Hal itu jelas amat berbeda dibandingkan dengan kondisi di minggu-minggu sebelumnya. Yang mana, sebelumnya tingkat keterisian di RSUD Loekmono Hadi Kudus mencapai 100 persen. 

Bahkan saking membeludaknya kasus Covid-19 sampai harus mengirim banyak pasien ke luar daerah Kudus. Sekarang kondisi Kudus malah menerima pasien dari luar Kudus. 

“Ini cukup menggembirakan. Moga-moga, kabupaten dan kota yang lain juga mengalami suatu perbaikan penurunan kasus, penurunan jumlah kematian. Kita harapkan, ya,” harap Yulianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper