Bisnis.com, MAGELANG – Pelaksanaan 3T atau tracking, tracing, dan treatment sebagai upaya penanggulangan pandemi Covid-19 masih mengalami kendala. Seperti yang terjadi di Kabupaten Magelang, di mana petugas Dinas Kesehatan masih kesulitan untuk melakukan tracing.
“Angka testing untuk Kabupaten Magelang saat ini berkisar di angka 19,9 persen. Padahal, target untuk Kabupaten Magelang per hari ini itu diharuskan untuk melakukan tes pada 2.793 kontak erat. Jadi di sini murni 15 kontak erat per konfirmasi harus kita penuhi,” jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang RR Sri Wahyuningsih dalam Workshop Aplikasi Silacak Covid-19 yang disiarkan secara daring, Kamis (12/8/2021).
Menurut Sri, target penelusuran 15 kontak erat tiap konfirmasi kasus Covid-19 akan mempengaruhi positivity rate kasus Covid-19 di Kabupaten Magelang. “Kalau kontak eratnya hanya sedikit yang kita temukan dan lakukan, bisa kemungkinan positivity rate-nya tinggi. Seperti yang kita alami, di sini positivity rate masih agak tinggi. Di kisaran 20 persen. Karena di sini kontak erat yang ditemukan belum mencapai target,” jelasnya.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Dwi Susetyo menyebut bahwa proses penelusuran kontak erat masih berada di angka yang sangat rendah. “Berdasarkan informasi yang saya terima, di tempat kita ini baru 1 kasus 1 kontak erat. Masih jauh dari 15 [kontak erat menurut standar Kementerian Kesehatan] atau 30 [menurut standar WHO],” jelasnya.
Dwi mengajak petugas tracing untuk lebih aktif dalam melakukan penelusuran kontak erat. Tak hanya itu, petugas di tiap fasilitas kesehatan juga diminta untuk rajin melakukan pembaruan data status pasien Covid-19. Hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan data penanganan Covid-19 yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan.
“Saat ini, [pasien Covid-19] yang dirawat adalah 139, isolasi mandiri 870. [Data] yang menjadi sangat penting untuk teman-teman tracer adalah isolasi mandiri dan konfirmasi dirawat. Karena data-data ini seringkali ngganduli (memberatkan), yang sebenarnya sudah bisa diubah statusnya menjadi sembuh tetapi terhambat oleh mekanisme,” jelas Dwi.
Terkait perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Magelang, Dwi mengungkapkan bahwa laju penyebaran telah mengalami tren melandai. Meskipun demikian, Dwi mengakui bahwa terjadi lonjakan kasus yang signifikan setelah libur lebaran. “Kita pernah memiliki ‘masa-masa kejayaan’ pada periode antara 5 Maret sampai 13 Mei, dimana kasus bisa kita kendalikan, kita tekan sedemikian mungkin. Tapi ketika 13 Mei, ketika pasca lebaran, itu terjadi lonjakan kasus,” jelasnya.
Lonjakan kasus tersebut juga disebabkan oleh penyebaran Coronavirus varian baru, yaitu varian Delta yang berasal dari India. Hal tersebut telah dikonfirmasi melalui serangkaian pemeriksaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.
“Kalau periode sebelum 13 Mei, jenis virusnya itu banyak didominasi dari jenis Alpha. B117 dari Inggris. Ketika 13 Mei, ini sudah berubah menjadi B1617.2 dari India. Berdasarkan laboratorium pemeriksaan Whole Genome Sequencing dari B2P2VRP (Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit) Salatiga, dari sejumlah sampel yang diperiksa, positif B1617.2 atau virus Delta,” jelas Dwi.
Hingga kini, kasus Covid-19 di Kabupaten Magelang masih terus berkembang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, per 11 Agustus 2021, ada 1.009 kasus Covid-19 yang masih aktif. Jumlah pasien sembuh secara kumulatif dilaporkan berada di angka 19.895 orang. Sementara itu, ada 980 orang korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Magelang.