Bisnis.com, SEMARANG – Pada mulanya Meilia memulai berwirausaha dengan menjual buku di marketplace. Namun, usahanya tersebut tak mampu bertahan lama. Selama 3 tahun, penjualan bukunya justru mengalami penurunan.
Suatu hari, ketika sedang mengirim buku melalui ekspedisi, Meilia melihat pelanggan lain di ekspedisi itu mengirimkan paket besar berisi pakaian. Pakaian yang dilihat Meilia bukanlah kaos atau kemeja yang biasa ditemui di pasaran, tetapi lingerie.
Ia pun tertarik mencoba berbisnis lingerie, karena dia melihat peluang besar. Namun ada satu ganjalan di benaknya, yakni bagaimana strategi pemasaran produk lingerie agar tetap bisa sesuai dengan syariat Islam yang diyakininya.
Kemudian, pada akhir 2019, Meilia berdiskusi dengan suaminya untuk membahas sistem penjualan usaha yang dinamainya Wife Only.
“Berjualan pisau itu pada dasarnya boleh, halal. Tapi ketika tahu orang membeli pisau untuk berbuat kejahatan, itu kan tidak boleh. Di pakaian ini [lingerie] juga seperti itu. Ini pakaian yang tidak boleh dijual sembarangan. Bagaimana caranya supaya sesuai prinsip Islam? Akhirnya dibuat sistem,” jelasnya ketika ditemui tim Jelajah Investasi Jabar Jateng 2021.
Akun Wife Only pun dipilih Meilia untuk membatasi penjualan. Di akun Instagram tersebut, calon pembeli akan diseleksi satu persatu, bahkan sebelum melihat katalog produk yang dijual. Pemesanan juga dilakukan via WhatsApp, agar Meilia memantau siapa pembelinya.
Dalam memajang produk, Meilia hanya menggunakan manekin. Ia menolak menggunakan jasa model untuk memamerkan produk lingerie buatannya.
"Display produk tidak ada yang menggunakan jasa model. Karena kenapa? Dalam hukum Islam itu mempertontonkan aurat, kita yang menyebarkan juga ikut andil. Terus di dalam paket kita buat reminder, agar pakaian ini digunakan hanya di depan suami,” ujarnya.
Meilia berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam usaha yang dijalankannya. Pasalnya, target pasar Wife Only adalah muslimah yang ingin memanjakan suaminya. “Marketnya yang kita lihat. Market kami muslimah, kalau mereka ketahuan beli saja malu, walaupun untuk suami. Banyak yang seperti itu, akhirnya kami buat sistem yang juga memastikan privasi pelanggan,” jelasnya.
Dari modal Rp2 juta di awal usahanya, kini omzet Meilia bisa menyentuh angka ratusan juta rupiah di tiap bulannya. Sementara itu, untuk mendukung dan memastikan kualitas layanan Wife Only, Meilia pun menjalin kerjasama dengan JNE selaku jasa ekspedisi.
“Kami sudah coba di beberapa ekspedisi, secara pelayanan paling bagus itu JNE. Artinya kalau ada masalah atau komplain JNE bisa membantu dan merespons dengan cepat,” jelas Meilia.
Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Investasi Jabar Jateng 2021. Program Jelajah Investasi Jabar Jateng 2021 diselenggarakan atas dukungan para sponsor yakni DPMPTSP Jawa Barat, Diskominfo Jawa Barat, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Bank Indonesia Jateng, Bank BJB, JNE Regional Jawa Barat, Bank Indonesia Jateng, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, Bank Jateng Syariah, JNE Regional Jateng, XL Axiata, dan Daihatsu Semarang.