Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Pilu Pasutri dan 8 Anaknya, Tidur di Kolong Meja Warung karena Tak Kuat Bayar Kos

Lantaran tak punya uang untuk bayar kos, pasutri dan kedelapan anaknya ini tinggal di kolong lapak jualan mereka.
Pasutri bersama delapan anaknya tinggal di kolong lapan wedangan.
Pasutri bersama delapan anaknya tinggal di kolong lapan wedangan.

Bisnis.com, SOLO - Kisah pilu dialami pasangan suami istri bernama Cahyo Yulianto (50) dan Wiwin Haryati (48), warga Desa Kertonatan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Bagaimana tidak, pasangan suami istri tersebut bersama dengan kedelapan anaknya yang masih kecil terpaksa tinggal di kolong meja lapak jualannya.

Di kolong meja berukuran 2 meter x 1 meter itu, anak-anak tersebut terlihat saling berdesakan saat tidur.

Tak ada bantal maupun guling di tempat itu. Selama empat hari tinggal di kolong tersebut mereka hanya beralaskan tikar tipis dan beratapkan terpal.

Sementara Cahyo dan sang istri tidur di kursi yang digunakan untuk wedangan.

Wiwin mengatakan, alasannya tidur di lapak tempat jualannya itu karena memang tidak punya pilihan lain.

Sebab, keuntungan yang didapat dari usahanya menjual makanan dan minuman di wedangan itu hanya cukup untuk makan bersama anak-anaknya.

Sedangkan untuk membayar tempat tinggal yang lebih layak tidak mampu.

“Sudah empat hari tidur disini [lapak wedangan] karena tidak mampu bayar kos,” kata Wiwin dilansir dari Solopos.com, Rabu (15/9/2021) sore.

Diusir dari kos

Wiwin mengaku, sebelumnya sempat tinggal di kos yang lokasinya tak jauh dari tempat usahanya itu.

Namun demikian, karena tak kuat membayar biaya sewa bulanannya, akhirnya ia diminta pemiliknya untuk meninggalkan lokasi.

“Kalau enggak bisa bayar kos ya terpaksa tidur sini. Hla bagaimana mau bayar kos, buat makan saja tidak cukup,” katanya.

Pasangan suami istri tersebut mengaku mempunyai 13 anak. Namun dua anak mereka sudah berkeluarga dan tiga lainnya sudah bekerja. Tinggal delapan anak yang masih bersama mereka. Anak tertua berusia 30 tahun dan paling bontot berusia 6 tahun.

Melihat kondisi ekonominya yang kesulitan itu, diakui Wiwin memang sempat ada warga yang ingin mengadopsi anaknya.

Namun, ia dan suami tak ingin melepaskannya.

“Biar hidup seperti ini yang penting anak-anak tetap sama kami. Yang penting bisa makan,” katanya.

“Sekarang tinggal di sini dulu. Kalau nanti ada uang buat bayar kos ya kami pindah,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Solopos.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper