Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanam Mangrove, Pertamina Pulihkan Lahan Kritis di Pesisir Cilacap

Program Konservasi Mangrove Jagapatih sejak tahun 2016 hingga 2021 telah menanam sebanyak 62.000 bibit mangrove dan berhasil memulihkan lahan kritis pesisir.
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, melalui unit operasi Integrated Terminal Cilacap (ITC), kembali menanam 5000 bibit mangrove di area pesisir Sungai Segara Anakan di Kabupaten Cilacap, Sabtu (18/9/2021). /Foto: Istimewa
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, melalui unit operasi Integrated Terminal Cilacap (ITC), kembali menanam 5000 bibit mangrove di area pesisir Sungai Segara Anakan di Kabupaten Cilacap, Sabtu (18/9/2021). /Foto: Istimewa

Bisnis.com, CILACAP — Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, melalui unit operasi Integrated Terminal Cilacap (ITC), kembali menanam 5000 bibit mangrove di area pesisir Sungai Segara Anakan di Kabupaten Cilacap. Acara diselenggarakan pada Sabtu (18/9/2021).

Kegiatan yang rutin dilakukan hampir setiap tahun ini diselenggarakan atas kerja sama antara Pertamina dengan Dinas Lingkunan Hidup Kabupaten Cilacap, Kelompok Binaan Pertamina Pelestari Mangrove Sida Asih, dan berbagai lembaga serta kelompok masyarakat lainnya.

Program yang bernama Konservasi Mangrove Jagapatih tersebut sejak tahun 2016 hingga 2021 telah menanam sebanyak 62.000 bibit mangrove dan berhasil memulihkan lahan kritis pesisir yang sangat rawan terjadi sedimentasi dan abrasi di wilayah tersebut.

Seluas kurang lebih 3 hektar lahan kritis pesisir yang berhasil dipulihkan dapat menyerap karbondioksida sekitar 459 ton (459 ton CO2/Ha eq) setiap tahun.

Program ini berjalan selaras dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) poin ke 13 yaitu perubahan iklim, poin 14 berkaitan dengan ekosistem laut dan poin ke 15 yaitu ekosistem darat.

Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, mengatakan bajwa untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan, dibutuhkan program yang harus melalui proses perencanaan yang matang dan konsistensi dalam tahap pelaksanaan hingga tahap evaluasi program tersebut.

Selain program yang perlu selaras dengan SDG’s, sebagai dasar dari pelaksanaan program, Pertamina selalu melakukan social mapping terhadap potensi dari suatu wilayah sebelum memutuskan program apa yang dapat dilaksanakan.

“Program Konservasi Mangrove Jagapatih merupakan program berkesinambungan dan dapat memberikan berbagai manfaat, bukan hanya pada lingkungan, namun dapat berdampak baik terhadap perekonomian masyarakat di wilayah tersebut,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (19/9/2021).

Ke depan, Program Mangrove Jagapatih akan mulai mengembangkan wilayah konservasinya menjadi kawasan wisata edukasi atau wisata yang berlandaskan pada edukasi tentang mangrove itu sendiri. Sehingga tujuan dari program ini yaitu konservasi, edukasi dan peningkatan ekonomi masyarakat dapat tercapai dengan baik.

Selain melakukan pemulihan terhadap lingkungan, melalui program ini Pertamina turut menginisiasi pembentukan kelompok masyarakat peduli lingkungan yang bernama Kelompok Binaan Pelestari Mangrove Sida Asih.

Secara berkesinambungan, kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat yang awalnya sering melakukan penebangan pohon dan membuang sampah rumah tangga disekitar aliran sungai. Hingga saat ini sudah tidak ditemukan kembali penebangan pohon dan sudah sangat berkurang masyarakat yang membuang sampah ke aliran sungai.

Naswan, Ketua Kelompok Sida Asih, menambahkan bahwa program pelestarian mangrove yang dilaksanakan bukan hanya berfokus pada pemulihan lingkungan pesisir, namun juga turut bermanfaat terhadap peningkatan kemampuan dan ekonomi dari masyarakat yang tergabung dengan Kelompok Sida Asih.

“Kelompok kami mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petani. Bersama Pertamina kami belajar tentang pentingnya memulihkan lingkungan pesisir sehingga dapat memberikan banyak manfaat kepada kami pada akhirnya. Pemulihan lingkungan berdampak pada tangkapan ikan nelayan yang bertambah dan kami mendapat keahlian baru dalam membudidayakan bibit mangrove,” ujarnya.

Saat ini anggota kelompok telah berjumlah 20 orang dan pada tahun lalu berhasil menjual sebanyak 168.000 bibit mangrove ke berbagai wilayah, termasuk ke Nusa Tenggara Barat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper