Bisnis.com, SOLO — Munculnya klaster Covid-19 dari kegiatan pembelajaran tatap muka atau PTM jenjang sekolah dasar (SD) di Kota Solo didorong menjadi sarana evaluasi bagi penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah hingga keluarga.
Selain pengetatan pengawasan protokol kesehatan, pembenahan prosedur PTM serta penambahan tes acak dapat ditempuh untuk mengantisipasi meluasnya klaster PTM.
Seperti diketahui, kasus positif Covid-19 muncul dari kegiatan PTM di lima SD Kota Solo yakni SD Kristen Manahan, SDN Danukusuman, SDN Mangkubumen Kidul, SDN Semanggi Lor, dan SD Al Islam 2 Jamsaren. Sedikitnya 47 warga sekolah terpapar virus corona berdasarkan hasil tes acak maupun pelacakan kontak erat (tracing) beberapa hari lalu.
Pemkot Solo pun melakukan langkah antisipatif dengan menutup kelima sekolah yang menjadi klaster PTM tersebut selama dua pekan hingga sebulan. Hal itu sambil menunggu perkembangan warga sekolah yang terkonfirmasi positif.
Berdasarkan data yang diperoleh JIBI, sebaran kasus Covid-19 pada klaster PTM itu yakni:
SD Kristen Manahan: 32 kasus (4 hasil tes acak, 28 hasil tracing)
SDN Danukusuman: 11 kasus (2 hasil tes acak, 9 hasil tracing).
SDN Mangkubumen Kidul: 1 kasus yang merupakan hasil tes acak (hasil tracing nol).
SDN Semanggi Lor: 2 kasus yang merupakan hasil tes acak (hasil tracing belum keluar).
SD Al Islam 2 Jamsaren: 1 kasus dari hasil tes acak sementara hasil tracing belum keluar.
Total jumlah kasus dari lima SD itu ada 47 orang, yang terdiri atas 41 siswa, lima orang guru/tenaga kependidikan, dan satu anggota keluarga penjaga sekolah. Tes acak dan pelacakan kontak dilakukan pada 13-17 Oktober 2021.
Baca Juga
Kabid SD-SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Abdul Haris Alamsah, mengatakan temuan klaster Covid-19 dalam PTM menjadi pukulan tersendiri dalam upaya pelayanan pendidikan di masa new normal. Meski demikian, Disdik meminta sekolah dan para stakeholders tak berkecil hati.
Ia mengajak seluruh pihak untuk menjadikan kasus di lima SD itu sebagai kesempatan berbenah. “Ini momentum kita untuk meningkatkan protokol kesehatan serta pengawasan. Jangan sampai lengah sehingga menambah kasus penularan,” ujar Haris kepada JIBI, Selasa (19/10/2021).
Haris meminta setiap pihak yang terlibat dalam PTM saling mengingatkan untuk pemakaian masker, cuci tangan, dan menjaga jarak saat di ruang kelas. Disdik juga telah melarang kegiatan di luar PTM dilaksanakan di kawasan sekolah seperti bermain bola atau kegiatan lain yang memicu kerumunan.
“Selesai PTM ya langsung pulang ke rumah, tidak perlu main-main dulu di sekolah atau di tempat umum. Di sini peran orang tua menjadi penting,” ujar Haris.
Pantauan JIBI, kegiatan PTM di sekolah yang tidak muncul klaster Covid-19 di Kota Solo tetap berjalan seperti biasa. Pemkot sebelumnya telah menjamin tak akan menghambat PTM sekolah yang tak ditemui kasus Covid-19.
Sementara itu, penyemprotan disinfektan mulai dilakukan di sekolah-sekolah yang muncul kasus corona. Kepala SDN Danukusuman, Sugiyarto, mengatakan fogging disinfektan bakal rutin dilakukan selama penutupan sekolah sebulan ke depan.
Di SD tersebut, ada 11 kasus positif Covid-19 yang terdiri dari 10 siswa dan satu keluarga penjaga sekolah. “Mulai hari ini fogging kami lakukan agar persebaran virus tak meluas. Anak-anak juga diharapkan bisa lebih terjamin kesehatannya saat kembali sekolah nanti.”