Bisnis.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh pemerintah daerah di Jawa Tengah menjalankan strategi jemput bola untuk menarik investasi ke wilayah masing-masing.
Strategi jemput bola dilakukan dengan cara mempermudah perizinan usaha, menghapus pungutan liar, serta menawarkan beragam insentif bagi para calon investor.
“Untuk mendorong investasi, kita harus jemput bola. Misalnya seperti yang kita lakukan di Batang, ada Kawasan Industri Terpadu Batang yang dijadikan sebagai tempat investasi yang sangat menarik agar bisa bertanding dengan beberapa negara yang punya fasilitas mirip-mirip,” ujarnya saat membuka Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2021, Rabu (10/11/2021).
Menurut Ganjar, KITB memiliki nilai tambah dibandingkan dengan kawasan industri di negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Singapura. Nilai tambah tersebut terutama berasal dari beragam insentif yang diberikan baik oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah.
"Kalau dari nasional ada insentif pajak. Dari sini [Jawa Tengah], ada kemudahan bisnis dengan kawasan industri khusus yang sudah kita miliki. Itu saya kira akan membantu mereka menjadi tempat pilihan terbaik," jelas Ganjar.
Gubernur juga menambahkan bahwa ada faktor stabilitas sosial-politik berperan penting bagi kegiatan investasi di daerah.
"Itu yang dibutuhkan ternyata stabilitas sosial-politik, itu penting ternyata, itu disampaikan oleh mereka [investor]," ucapnya.
Kemudahan perizinan dan tata kelola pemerintahan yang bersih, menurut Ganjar, merupakan modal utama untuk menarik investasi ke daerah.
“Besok akan komunikasi dengan KPK, bertemu dengan para kepala daerah terkait dengan clean government, GCG, agar penerimaan bisa sesuai. Dalam konteks investasi pun jangan dipersulit karena multiplier effect sangat baik,” tambahnya.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga berupaya menyiapkan pasokan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri. Untuk menyiapkan hal tersebut, dibuka kesempatan bagi pelaku industri untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan dalam menyiapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Selain itu, pembangunan infrastruktur pendukung juga terus dilakukan untuk mendukung konektivitas di seluruh wilayah Jawa Tengah serta menghubungkan wilayah ini dengan daerah lain.
Adapun, acara CJIBF diikuti oleh 265 orang peserta yang berasal dari 10 negara yakni Amerika Serikat, China, Singapura, Taiwan, Australia, Jepang, Korea Selatan, Jerman, India, Spanyol, dan Indonesia.
Dalam sesi pertemuan investor one on one meeting yang digelar pada pukul 09.00-12.00 WIB pada hari pertama CJIBF, tercatat telah menghasilkan 26 kepeminatan investasi dengan rencana nilai investasi senilai Rp3,97 triliun dan US$1,61 juta.