Bisnis.com, SOLO - Pemanfaatan teknologi masih sangat rendah oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah.
Berdasarkan data tercatat dari 4,1 juta pelaku UMKM di Jateng hanya 1,6 juta yang memanfaatkan pasar digital.
Padahal, teknologi dan digitalisasi menjadi kunci bagi pelaku UMKM untuk bertahan dan mengembangkan usaha. Terlebih di tengah situasi pandemi dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif.
Menyikapi hal itu, pemerintah melakukan kolaborasi dengan perusahaan start-up BukuWarung untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi digital bagi pelaku UMKM.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, Ema Rachmawati, mengatakan untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, pihaknya menyelenggarakan serangkaian kegiatan pemberdayaan UMKM yang dibuka di Sukoharjo pada Senin (24/1/2022).
Baca Juga
Selain di Sukoharjo, kegiatan serupa juga akan digelar berbagai kota lainnya yaitu Semarang, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Tegal, Pekalongan, Banyumas, Boyolali, Karanganyar, Jepara, Pati, dan Salatiga sepanjang bulan Februari dan Maret.
Dalam kegiatan itu, pihaknya membuat pelatihan tatap muka yang terdiri atas peningkatan pemahaman literasi keuangan mengenai pengelolaan keuangan usaha dan program pembiayaan baik dari perbankan maupun non-bank bagi lebih dari 1000 UMKM di Jawa Tengah.
"Kolaborasi ini menandakan keseriusan pemerintah Jawa Tengah dengan start-up teknologi untuk mengembangkan ekosistem keuangan digital di daerah, dengan membantu mereka dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan daya saing usaha," katanya, Selasa (25/1/2022).
“Keterlibatan BukuWarung dalam rangkaian kegiatan yang kami adakan ini sangat penting mengingat salah satu kendala yang dialami UMKM di Jawa Tengah khususnya adalah rendahnya literasi keuangan yang berakibat pelaporan keuangan yang tidak jelas antara modal, cash flow, keuntungan dan kerugian,” lanjutnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharjo Iwan Setiyono mengapresiasi kegiatan pemberdayaan tersebut.
Di Sukoharjo sendiri, kata dia, potensi industri UMKM sebenarnya cukup besar. Hanya saja, dalam pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan ada sejumlah kendala, terutama terkait dengan akses permodalan.
“Di Sukoharjo pada tahun 2022 ini ada sekitar 227 ribu lebih UMKM. Sayangnya, dua permasalah utama dari UMKM adalah kesulitan permodalan karena kurangnya informasi fasilitasi akses permodalan yang tersedia dan kurangnya tertib administrasi usaha dan inovasi produk," terangnya.
Oleh karena itu, melalui kegiatan ini pihaknya akan terus melakukan akselerasi digitalisasi, mendukung inovasi dan mengintegrasikan ekonomi keuangan digital.
Sementara itu, Head of Product Marketing BukuWarung, Irwansyah Fansury, mengaku bangga bisa terlibat dan ambil bagian dalam kegiatan pemberberdayaan yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah.
Terlebih lagi, BukuWarung merupakan satu-satunya startup pencatatan digital yang diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi kami untuk berkontribusi dalam pengembangan UMKM agar mereka bisa mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik,” tandasnya.
Selain digitalisasi usaha, program pemberdayaan kegiatan yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah tersebut juga meliputi pengenalan dan peningkatan literasi keuangan, serta kegiatan fasilitasi studi kelayakan usaha guna membantu pelaku UMKM mengembangkan dan meningkatkan daya saing bisnis.