Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset KAI Lebih Optimal Dikelola Pihak Ketiga, Ini Syaratnya

Kerja sama pihak ketiga dapat dilakukan guna mendapatkan keuntungan yang lebih optimal.
Pekerja sedang menggarap proyek pembangunan KAI space di Jalan Veteran Semarang. PT Kereta Api Indonesia Persero Daerah Operasi (PT KAI DAOP) IV Semarang sedang mengembangkan sejumlah aset untuk dimanfaatkan sebagai pendulang pendapatan di luar pendapatan dari operasional kereta api. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan
Pekerja sedang menggarap proyek pembangunan KAI space di Jalan Veteran Semarang. PT Kereta Api Indonesia Persero Daerah Operasi (PT KAI DAOP) IV Semarang sedang mengembangkan sejumlah aset untuk dimanfaatkan sebagai pendulang pendapatan di luar pendapatan dari operasional kereta api. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, SEMARANG – PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional (PT KAI DAOP) IV Semarang berencana melakukan optimalisasi aset untuk meningkatkan pendapatan non-rail. Aset dalam bentuk lahan dan bangunan yang tersebar di berbagai titik coba dimanfaatkan untuk menambah pundi pendapatan.

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, memberikan respons positif atas rencana tersebut. Namun demikian, Agus memberikan catatan agar PT KAI khususnya di DAOP IV Semarang bisa tegas dalam mengelola aset-aset yang dimiliki.

“[Soal optimalisasi aset] semua bisa dilakukan seperti semula, banyak aset-aset BUMN dikuasai orang yang tidak jelas. Sekarang kalau mau dimanfaatkan silakan saja, asalkan kontraknya jelas. Berapa tahunnya dan tidak ada korupsi dalam penanganan kerja sama,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (9/3/2022).

Menurut Agus, pengelolaan aset-aset tersebut bisa dilakukan baik secara mandiri ataupun dengan pihak ketiga. Tentunya, PT KAI DAOP IV Semarang bakal keluar biaya besar apabila memutuskan untuk mengelola aset tersebut secara mandiri. “Kalau dengan pihak ketiga kan lebih baik,” tambahnya.

Agus juga menyampaikan bahwa PT KAI DAOP IV Semarang mesti tegas ketika memutuskan untuk memanfaatkan aset-asetnya. Terlebih ketika aset tersebut dimanfaatkan oleh pihak ketiga dalam skema kerja sama tertentu. “Kalau dia menyalahi ya sudah, diputus kontrak. Tidak bisa seperti dulu lagi, ketika oknum KAI ikut bermain,” jelasnya.

Terkait langkah PT KAI dalam mengejar target pendapatan bisnis non-rail, Agus tak bisa berkomentar banyak. “Tergantung bagaimana mengelolanya, kalau target kan memang harus ada target. Tapi bagaimana mencapai itu, itu yang harus dilakukan,” jelasnya.

Sebelumnya, PT KAI berupaya memanfaatkan aset-aset yang dimiliki untuk mengejar proyeksi pendapatan bisnis non-rail sebesar Rp4 triliun pada 2024 nanti. Dalam Rencana Jangka Panjang PT KAI tahun 2020-2024, diproyeksikan pendapatan dari bisnis non-rail bisa menyentuh angka 9 persen dari keseluruhan pendapatan PT KAI.

Wisnu Pramudyo, Kepala PT KAI DAOP IV Semarang, berharap agar kerja sama jangka panjang pemanfaatan aset-aset KAI bisa berjalan dengan baik. Kepada Bisnis, Wisnu berharap pendapatan dari pemanfaatan aset tersebut bisa mencapai angka 20 persen. “Itu sudah luar biasa nanti. Karena jangka waktunya panjang, kalau kontrak gak mungkin sebulan dua bulan. Minimal lima tahun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper