Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operasi Pasar Belum Efektif, Harga Minyak Goreng di Gunungkidul Tetap Tinggi

Harga minyak goreng di Gunungkidul tembus angka Rp20 ribu per liter. Operasi pasar yang dilakukan selama ini tidak cukup efektif menekan harga di pasaran.
Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar /Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar /Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, GUNUNGKIDUL - Harga minyak goreng di Gunungkidul tetap tinggi, yakni Rp20.000 per liter, meski sudah ada tambahan 23.000 liter melalui operasi pasar.

Kepala Seksi Distribusi Dinas Perdagangan Gunungkidul, Sigit Haryanto, mengatakan penyebab mahalnya minyak goreng adalah distribusi yang tidak lancar.

“Stok yang dimiliki agen atau distributor tidak banyak,” katanya, Minggu (13/3/2022).

Sigit mencontohkan, hasil pengecekan distributor di Kapanewon Wonosari menunjukkan pengurangan kuota pengiriman. Biasanya, sekali dikirim mendapatkan jatah 2.000 karton, tapi sekarang hanya diberi sebanyak 300 karton.

Kondisi yang sama juga terlihat penjualan di sejumlah toko modern. Rata-rata setiap toko mendapatkan pengiriman dua hari sekali. Namun, kata Sigit, stoknya juga tidak banyak karena sekali dikirim jatahnya hanya tiga sampai lima karton.

“Dipajangnya per berapa jam. Jika dipajang semua akan langsung habis,” ungkapnya.

Sigit memastikan di Gunungkidul tidak ada penimbunan minyak goreng.

“Di toko modern harganya sudah 14.000 per liter, tapi stoknya sedikit. Di pasar tradisional harganya jauh lebih mahal,” katanya.

Sejak diberlakukan kebijakan satu harga atau harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter di awal Februari lalu, Dinas Perdagangan Gunungkidul bersama-sama dengan Pemda DIY berusaha melakukan operasi pasar. Meski demikian, upaya menyetabilkan harga minyak di pasaran belum optimal hingga sekarang.

Total hingga sekarang sudah ada 23.000 liter minyak goreng didistribusikan ke masyarakat seharga Rp14.000 per liter. Pemkab juga masih berusaha menambah kuota untuk operasi pasar. “Kami masih ajukan penambahan. Untuk operasi, setiap warga dibatasi pembelian maksimal sebanyak dua liter,” katanya.

Salah seorang warga Kalurahan Sumbergiri, Ponjong, Amalia Damayanti, mengaku masih kesulitan mendapatkan minyak goreng kemasan seharga Rp14.000 per liter. Ia membeli Rp20.000 per liter.

“Di pasar-pasar harganya segitu [Rp20.000 per liter]. Ya saya tetap membelinya karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Amalia berharap ada pasokan yang mencukupi sehingga warga tidak kesulitan mendapatkan minyak goreng. “Memang sekarang sulit. Kalau ada harganya pasti mahal,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : David Kurniawan
Sumber : Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper