Bisnis.com, SEMARANG – Sistem pertanian konvensional memberikan pengaruh pada produktivitas pertanian.
Menurut Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti, dengan sistem dan model yang dijalankan hari ini sektor pertanian di Tanah Air masih belum efisien.
“Penggunaan Alsintan (alat dan mesin pertanian) modern tentu dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya dengan biasa input yang lebih rendah serta waktu pengerjaan yang lebih cepat,” jelas Sucihatiningsih dalam siaran pers yang diterima pada Senin (11/4/2022) malam.
Pentingnya peningkatan efisiensi pertanian menjadi kian mendesak untuk dilakukan. Pasalnya, menurut Sucihatiningsih, sektor pertanian punya kontribusi besar terhadap ketersediaan pangan serta perekonomian nasional. Sektor usaha tersebut juga jadi tulang punggung bagi masyarakat pedesaan.
Namun demikian, menurut Sucihatiningsih, modernisasi pada sektor usaha tersebut harus dilakukan baik di sisi hulu maupun hilir. "Keberadaan Alsintan pascapanen tentu juga akan meningkatkan nilai tambah komoditi hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani,” tambahnya.
Sucihatiningsih memberikan beberapa contoh manfaat penggunaan Alsintan tersebut. Traktor modern misalnya, mampu membantu petani untuk mengolah tanah dengan cepat sehingga komoditas pertanian dapat tumbuh lebih subur.
Baca Juga
Alsintan di bagian irigasi juga dapat memberikan pengaruh pada hasil produksi. Alat irigasi modern yang ada seperti mesin pompa air sibel dapat membantu petani lebih produktif dalam menanam padi karena meskipun musim kemarau. Sawah tadah hujan tidak lagi kesulitan dalam memperoleh air dengan adanya mesin pompa air sibel.
"Sementara Alsintan di pengolahan pasca panen seperti mesin penggorengan keripik komoditas, mesin pembuat tepung umbi-umbian dan lainnya perlu dikembangkan untuk dapat memberikan nilai tambah bagi produk pertanian," jelas Sucihatiningsih.
Pada perkembangan lainnya, Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Tengah pada Maret 2022 tengah mengalami kontraksi tipis. Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), NTP kini berada di 102,62 poin atau mengalami penurunan 0,21 poin.
Dilihat dari kinerja tiap sub sektor pertanian, subsektor tanaman perikanan serta perikanan dilaporkan mengalami kontraksi NTP sebesar 1,71 persen serta 0,51 persen. Namun demikian, pada subsektor hortikultura, NTP pada bulan Maret dilaporkan mengalami kenaikan signifikan di angka 3,53 persen.