Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah mencatat harga daging sapi has dalam dan paha belakang pada Rabu (13/4/2022) mencapai Rp136.000 dan Rp124.200.
Namun demikian, Asosiasi Pedagang Bakso dan Mie Indonesia (APMISO) memperkirakan kenaikan harga bakal terus terjadi hingga Lebaran nanti.
Ketua APMISO Lasiman menyebut 60-70 persen konsumsi daging sapi di Jawa Tengah berasal dari pedagang bakso. Berkurangnya jumlah peternak sapi serta terus meningkatnya kebutuhan daging menjadikan kenaikan harga tersebut sebagai sebuah keniscayaan.
"Kalau mengandalkan daging sapi lokal, jelas tidak akan mencukupi dan itu harganya bisa menyentuh Rp160.000 per kilogram. Karena bahan baku kami memang berkurang, padahal yang memakai banyak," jelas Lasiman saat dihubungi Bisnis.
Lasiman menyebut pedagang bakso telah terbiasa dengan kenaikan harga daging tersebut. "Perkara naik itu kan memang penyakit musiman. Pedagang sudah biasa mengalami. Kalau harga naik itu wajar saja lah, asalkan barangnya ada," tambahnya.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) memperkirakan harga daging di tingkat konsumen bisa menyentuh Rp160.000-Rp180.000 per kilogram. Dalam catatan Bisnis, kondisi tersebut disebabkan oleh terbatasnya pasokan sapi eks impor dan sapi lokal. Pasokan daging impor beku juga tidak berjalan optimal, sehingga memperparah kondisi tersebut.
Di tingkat nasional, Kementerian Perdagangan melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) mencatat harga rata-rata daging sapi paha belakang berada di Rp132.300. Harga tersebut jauh di atas harga rata-rata di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Disparitas harga rata-rata daging sapi kian melebar di beberapa daerah di luar Pulau Jawa. Di Provinsi Riau, Bangka Belitung, serta Kepulauan Riau, harga rata-rata dilaporkan mencapai Rp150.000 per kilogram.