Bisnis.com, SEMARANG – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Jawa Tengah didorong untuk mampu menembus pasar internasional.
Melalui gelaran UMKM Gayeng tahun 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah mencoba memperkenalkan produk UMKM ke Singapura dan Belgia. Kedua negara tersebut dipilih bukan tanpa alasan. Pasalnya, keduanya memiliki peran besar bagi perdagangan internasional di dua benua, Asia dan Eropa.
“Singapura memang pasar yang tidak besar. Penduduknya hanya 5,6 juta. Tetapi di sini jadi hub untuk masuk ke pasar yang lebih luas. Kalau kita bisa masuk ke pasar Singapura, maka kita bisa menembus pasar yang lebih besar lagi. Ini yang saya kira perlu kita manfaatkan dan jadikan modal untuk terus berkembang,” ucap Suryo Pratomo, Duta Besar RI untuk Singapura dalam acara pembukaan UMKM Gayeng, Rabu (20/4/2022).
Suryo menyebut momen penyelenggaraan UMKM Gayeng di Singapura sudah sangat tepat. Pasalnya, saat ini, Singapura telah mulai membuka akses bagi wisatawan mancanegara.
“Pariwisatanya sudah sekitar 31 persen seperti sebelum pandemi. Memang selama dua tahun Singapura sangat terpukul karena pandemi Covid-19 dan pariwisata turun sampai 98 persen. Tetapi mulai 1 April [Singapura] mulai terbuka dan kita bisa melihat geliat ekonomi sudah mulai muncul,” jelasnya melalui sambungan telekonferensi.
Dari pengalaman sebelumnya, Suryo berharap dari 28 UMKM yang memamerkan produknya di Singapura, setidaknya ada lima UMKM yang bisa menjalin kemitraan dengan jaringan department store di negara tersebut.
Baca Juga
Pada perkembangan lainnya, Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi mengapresiasi dukungan KPw BI Provinsi Jawa Tengah bagi pelaku UMKM di wilayah tersebut. Menurut Andri, dengan mempromosikan produk UMKM asal Jawa Tengah ke Belgia dan Uni Eropa, bukan tidak mungkin kedepannya nilai ekspor ke dua wilayah tersebut bisa meningkat.
Sebagai catatan, pada tahun 2021 nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa dilaporkan mengalami peningkatan sebesar 37 persen. “Sementara untuk Belgia naik 34 persen,” jelas Andri.
Menurutnya, untuk bisa berhasil di Benua Biru, pelaku UMKM di Jawa Tengah perlu terus meningkatkan kualitas produknya. “Penguatan kualitas dan desain produk furniture Indonesia merupakan jurus ampuh untuk semakin mempenetrasi pasar,” tambahnya.
Kepala KPw BI London, Farida Peranginangin, berharap agar produk UMKM asal Jawa Tengah yang dipamerkan di Belgia tersebut bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian di Tanah Air, terlebih setelah pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun lebih.
“Kegiatan ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis yang besar bagi para UMKM Jawa Tengah, menambah wawasan, serta kerja sama dengan para buyer di Eropa,” jelasnya.