Bisnis.com, PATI - PT Kebon Agung bersama Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan mengembangkan tebu varietas unggulan anyar.
Varietas tersebut diluncurkan secara resmi pada Kamis (30/6/2022) oleh PT Kebon Agung di Pabrik Gula (PG) Trangkil yang berlokasi di Kabupaten Pati.
Didid Taurisianto, Direktur Utama PT Kebon Agung, menyebut pengembangan tebu varietas unggulan tersebut merupakan bentuk kepedulian perusahaan kepada kesejahteraan petani. Pasalnya, kemajuan industri gula sangat bergantung pada produktivitas lahan milik para petani.
"Pabrik gula itu tidak ada kalau tidak ada tebu. Tebu tidak ada kalau tidak ada petani, ini jadi penting buat PG Trangkil," jelas Didid kepada wartawan yang hadir.
Kerja sama antara PT Kebon Agung dengan P3GI Pasuruan itu telah dijalin sejak 2016 lalu. Varietas unggulan tersebut diberinama PSKA 942 dimana 'PS' merupakan singkatan dari Pasuruan, asal pemulia tanaman, serta 'KA' yang merupakan singkatan dari PT Kebon Agung.
Berdasarkan Surat Keterangan (SK) Pelepasan Varietas yang telah dikeluarkan pada 2019 lalu, PSKA 942 memiliki potensi produksi hingga 1.050 kuintal per hektare lahan sawah. Sementara itu, di lahan tegalan, potensinya bisa mencapai 1.110 kuintal per hektare.
Baca Juga
PSKA 942 tak cuma memiliki potensi panen yang cukup tinggi. Varietas unggul tersebut juga punya ketahanan yang cukup tinggi terhadap genangan air, juga penyakit blendok atau diplodia serta mozaik.
Selain tebu varietas unggulan, Didid juga menjelaskan bahwa peningkatan produktivitas gula sangat berkaitan erat dengan pemanfaatan teknologi serta kesuburan tanah. Untuk itu, PT Kebon Agung telah berupaya untuk meningkatkan kapasitas giling serta kualitas gula yang dihasilkan.
Didid menyebut langkah tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan selera serta kebutuhan pasar. Pengembangan kapasitas giling serta kualitas gula itu sudah dilakukan sejak 2005 lalu.
Pada 2004, PT Kebon Agung di unit PG Malang telah memiliki kapasitas giling hingga 4.500 Ton Cane per Day (TCD). Sementara itu, di PG Trangkil, kapasitasnya mencapai 2.800 TCD. Setelah dilakukan pengembangan, kapasitas giling di dua unit produksi tersebut telah meningkat drastis. Di PG Malang, kapasitasnya kini bisa mencapai 13.500 TCD. Sementara di PG Trangkil, 7.500 ton tebu bisa digiling setiap harinya.
"Sehingga kalau kita mendapatkan penugasan raw sugar, insyaallah mau luar musim giling, mau dalam musim giling, siap," ucap Didid.
Mubarakah, Ketua Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI) selaku pemegang saham PT Kebon Agung, mengapresiasi upaya yang dilakukan perusahaan tersebut. Diharapkan, tebu varietas unggulan tersebut bisa menyelesaikan kendala ketersediaan bahan baku gula yang pada tahun-tahun sebelumnya sempat dialami.
"Kami sepakat, pemegang saham, segenap pengurus PT Kebon Agung, untuk ke depannya sepertinya kita tidak bisa seperti ini saja. Harus ada penajaman atau langkah terobosan agar PT Kebon Agung bisa sustain sampai 100 tahun ke depan, makin baik," ucap Mubarakah dalam sambutannya.