Kripto sebagai komoditas perdagangan disebut punya potensi untuk terus dikembangkan. Jerry mengungkapkan bahwa rata-rata nilai perdagangan kripto di Tanah Air mencapai Rp23,5 triliun. Angka tersebut berasal dari 15,1 juta pemain kripto di Indonesia.
“Dari sisi transaksi mungkin kita belum sebesar Bursa Efek. Tetapi, dari sisi bagaimana kita melihat pertumbuhan itu, saya yakin [kripto] bisa melewati transaksi Bursa Efek,” jelas Jerry.
Jerry menyebut demografi investor kripto di Tanah Air masih didominasi oleh kelompok anak muda. Kementerian Perdagangan menyebut 85 persen pemain kripto berada dalam kelompok usia 18-40 tahun.
“Ini adalah salah satu peluang yang untuk teman-teman, khususnya generasi muda, bisa ikut berpartisipasi dan berkontribusi pada perkembangan aset kripto. Terutama dari sisi transaksi,” jelas Jerry.
Jerry juga berharap agar anak-anak muda di Indonesia bisa ikut mengembangkan token kriptonya sendiri. Menurutnya proses pembuatan token kripto tidak perlu memakan waktu lama. Namun demikian, perlu menjadi catatan bahwa pengembangan token kripto lokal perlu diikuti dengan upaya promosi supaya nilainya dapat terjaga.
“Ini juga sangat berpotensi untuk produk ekspor. Kalau kita punya token made in Indonesia 100 persen, itu kan akan diperjual belikan dan sudah ada walaupun belum banyak. Ada dari Jawa Barat, Jawa Timur, Palembang, Kalimantan, itu buat sendiri,” jelas Jerry.
Hingga Juli 2022, Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah memberikan izin kepada 220 token kripto untuk diperjual belikan di Tanah Air. Jerry menyebut jumlah tersebut bakal terus bertambah.
“Karena kami prioritasnya adalah perlindungan konsumen, maka kita tidak mau masyarakat beli token abal-abal, yang tidak punya nilai, yang tidak jelas. Makanya kami sangat selektif terhadap token yang bisa diperdagangkan di Indonesia,” jelas Jerry.