Bisnis.com, SEMARANG — Hotel Aruss Semarang memeriahkan perayaan Hari Batik Nasional pada tahun ini dengan menyelenggarakan pameran batik yang diikuti oleh sejumlah pelaku UMKM batik di Kota Semarang.
Pameran yang berlangsung di area lobi hotel Aruss Semarang pada 1—9 Oktober 2022 tersebut menampilkan kain batik dari para pengrajin seperti Wastra Batik, Pratesthi Batik, Margaria Batik, Batik Asmia, dan Batik Tedjo Kusumo. Kain batik yang ditampilkan beragam, mulai dari kain batik cap bermotif ikon-ikon khas Semarang, kain batik tulis dengan pewarna alam, hingga kain yang dibuat dengan teknik ecoprint.
Pembukaan pameran batik di Hotel Aruss Semarang dihadiri oleh Plh Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang secara simbolis membuka acara dengan menorehkan canting berisi lilin panas pada selembar kain. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan fashion show dan talkshow bertema “Eksistensi Batik Semarang di Tengah Keragaman Batik Nusantara”.
Dalam kesempatan tersebut, pemilik UMKM Wastra Batik Semarang, Siti Khalifah, menjelaskan perkembangan batik khas Semarang yang saat ini sudah berubah mengikuti perkembangan zaman dan merespons kebutuhan para penggemar batik Semarang.
Saat ini, menurut Khalifah, motif Batik Semarang yang digemari para pembeli adalah motif ikon-ikon Kota Semarang, seperti Warak, Tugu Muda, Blekok, dan Lawang Sewu. Kain-kain batik ini pada umumnya dibeli untuk dijadikan bahan membuat seragam kantor ataupun sekolah.
“Yang digemari sekarang ini cenderung motif-motif kontemporer, dengan desain yang lebih modern,” ujarnya.
Menurut Khalifah, perkembangan motif Batik Semarang yang sangat dinamis merupakan keniscayaan, karena sejak awal memang batik khas Semarang tidak memiliki pakem motif tertentu sebagaimana lazimnya batik Solo atau Yogyakarta.
Batik Semarang cenderung lebih cair menerima pengaruh dari berbagai pihak. Pada awal perkembangannya, Batik Semarang yang termasuk ragam batik pesisiran, menerima pengaruh Belanda dan China yang terlihat pada pilihan motif maupun pewarnaan kain.
Namun demikian, ia menyebut ada salah satu ciri yang khas, yakni motif tanahan gaya Semarangan dengan motif mirip sulur tanaman yang melingkar-lingkar, dengan gambar daun kecil-kecil seperti daun pohon Asam Jawa.
“Sampai sekarang kalau kita bertanya ke pengrajin batik di beberapa daerah, mereka masih ingat ada motif tanahan khas Semarang,” ujarnya.
General Manager Hotel Aruss Semarang, Sendek Prawinko, mengatakan kegiatan pameran batik di hotel yang berlokasi di jalan dr Wahidin Jatingaleh Semarang ini tak hanya berisi pameran kain dan busana batik saja melainkan juga diisi dengan kegiatan nyanting bareng dan praktik pounding ecoprint mulai tanggal 4 – 8 Oktober 2022 di lobi. Dalam kegiatan tersebut, tamu hotel bisa turut mencoba mendapatkan pengalaman membuat batik sendiri.