Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) terus memberikan dukungan bagi pelaku usaha mikro di Tanah Air. Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah, menyebut langkah PIP tersebut sejalan dengan upaya pemberdayaan perempuan.
"Kalau kita berbicara sektor mikro, jumlah pelaku usaha itu 60 persen lebih adalah perempuan, total. Tetapi perempuan itu sebagian besarnya ada di level mikro, jadi kalau kita bicara level mikro sama saja kita bicara perempuan," jelas Ririn dalam diskusi yang digelar di Kulonprogo, DI Yogyakarta, Kamis (22/12/2022).
Ririn mengungkapkan, dari kisaran 64 juta jumlah pelaku usaha di Tanah Air, hampir 99 persen merupakan usaha dengan level mikro. Artinya, sebagian besar pelaku usaha masih belum mendapatkan akses layanan perbankan, salah satu contohnya adalah dukungan permodalan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Di level mikro inilah yang sebagian besar belum bisa mengakses layanan perbankan. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga memberikan pinjaman modal buat pelaku usaha yang belum bisa mengakses pembiayaan, namanya pembiayaan Ultra Mikro atau disingkat UMi," jelas Ririn.
Sebagai informasi, hingga September 2022 Rp23,7 triliun bantuan permodalan telah diberikan kepada pelaku usaha mikro di 509 kabupaten dan kota yang tersebar se-Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada 6.816.517 pelaku usaha mikro yang telah menerima manfaat UMi, dimana 95,2 persen penerima manfaatnya adalah perempuan.
"Memberdayakan perempuan itu memang tidak mudah. Artinya, dengan memberikan pinjaman modal saja belum cukup. Tetapi kita juga berikan pendampingan, bisa dilakukan lewat penyalur UMi, tetapi di luar itu, PIP bersama berbagai lembaga juga memberikan program pelatihan," jelas Ririn.
Baca Juga
Ririn menjelaskan, program pemberdayaan yang dijalankan secara komprehensif itu diharapkan bisa mendorong daya saing masyarakat pelaku usaha. Langkah itu juga dilakukan untuk memaksimalkan segala potensi baik secara sumber daya alam, hingga budaya, di Tanah Air yang bisa dimanfaatkan bagi kelangsungan usaha. "Itu memang butuh skill, kuncinya harus mau belajar," tambahnya.
Akademisi Universitas Gadjah Mada, Nurul Endarti, merespons positif strategi itu. Menurutnya, dukungan pada pelaku usaha mikro mestinya diberikan dengan semangat kolaboratif. "Kita sebutnya dengan ABG, akademisi, bisnis, dan government. Ini kalau dia berkolaborasi untuk memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), harapannya karena mindset-nya berubah, dia [pelaku usaha] bisa siap naik kelas," jelasnya.