Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Semarang menggelar sharing session bersama akademisi dari perguruan tinggi se-Kota Semarang.
Kegiatan yang digelar pada Rabu (24/5/2023) pagi itu bertujuan untuk menggali pandangan akademisi tentang peluang investasi yang paling menguntungkan di Kota Semarang.
Widoyono, Kepala DPMPTSP Kota Semarang, mengungkapkan bahwa ada sejumlah keunggulan yang dimiliki Kota Semarang dan potensial buat ditawarkan ke investor. Salah satunya adalah posisinya yang berada di pusat Jawa Tengah.
"Ini yang kami tawarkan investor di Jakarta, Surabaya, Batang, ini ibukota provinsi, persimpangan ekonomi," ucapnya.
Kota Semarang disebut masih kompetitif, indikatornya terlihat dari banyaknya pelaku usaha yang merelokasi pabriknya dari kawasan Jabodetabek ke Kota Semarang.
Widoyono menambahkan, dilihat dari investasi yang masuk, sektor perdagangan dan perindustrian masih mendominasi ekonomi Kota Semarang. Disusul pekerjaan umum dan perumahan rakyat, pariwisata, kesehatan, obat, serta makanan dan minuman.
Hari Susanta Nugraha, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Diponegoro (Undip), menyebut upaya untuk menjaring investor mesti dilakukan Kota Semarang sejak dini. Untuk itu pula, Kota Semarang mesti melakukan reposisi.
"Karena kita punya banyak potensi, tetapi agen untuk mencari investor itu tidak muncul sekarang," jelasnya.
Akademisi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip, Darsono, menyebutkan bahwa Kota Semarang berpeluang besar buat melanjutkan perannya sebagai hub perdagangan di Jawa Tengah.
Menurutnya, industri boleh berproduksi di kawasan seperti Kabupaten Semarang ataupu Kabupaten Kendal. Namun, pusat perdagangan dan perkantoran mestinya bisa berlokasi di Kota Semarang.
"Saya coba trace dari sejarah. Abad ke-15 itu kita menjadi hub jaringan ekonomi pelabuhan. Ternyata Jepara lebih dulu, kemudian dipindah. Kemudian, Kota Semarang menjadi kota dagang. Hub-nya untuk Jawa Tengah, karena Pulau Jawa jadi pusat ekspor dunia. Kita punya modal sejarah itu, artinya darah orang Semarang itu darah pedagang," jelas Darsono yang juga menjabat sebagai Komisioner Independen Bank Jateng.
Dengan peran seperti itu, Darsono menyebut salah satu strategi yang bisa diambil Kota Semarang adalah dengan memberikan stimulus ataupun insentif buat perusahaan-perusahaan besar yang ingin membuka kantor pusatnya di Kota Lumpia ini.
"Itu akan cepat, karena perhitungan ekspor, laporan akuntansinya dihitung dari kantor pusat. Bukan lokasi produksi," jelasnya.