Bisnis.com, SLEMAN – Ketangguhan Mitsubishi L300, mobil yang melegenda hampir empat dekade merajai segmen niaga ringan, makin tak terbantahkan. Mobil ini menjadi andalan para pengusaha lintas generasi. Bahkan, oleh beberapa pelaku usaha, keandalan armada ini menjadi penentu perkembangan bisnis pemiliknya.
Hal yang membuat Mitsubishi L300 begitu dekat dengan kalangan pelaku usaha, salah satunya adalah karena mobil ini dikenal sebagai mobil niaga yang bandel. Keunggulan lain yang dirasakan oleh para pengguna adalah hemat BBM, biaya operasional murah, suku cadang gampang dicari, dan performanya tangguh di medan ekstrem.
Pengusaha logistik pemilik CV Adera Trans agen Ngaglik Sleman, Lismaryono (40), mengaku selama memakai L300, kualitas mesinnya andal dengan daya tampung besar dan biaya operasional murah. Ia mencontohkan untuk mengangkut muatan 2 ton dari Yogyakarta ke Solo, L300 hanya membutuhkan BBM senilai Rp70.000.
Angka ini selisih cukup jauh dengan kendaraan sejenis lainnya, yang dengan jarak yang sama, rata-rata hanya bisa mengangkut muatan 1 ton dengan konsumsi BBM mencapai Rp100.000.
Logistik adalah salah satu sektor usaha yang sangat sensitif dengan harga BBM. Pengusaha sektor ini perlu membuat strategi khususnya dalam memilih jenis armada, khususnya yang irit BBM.
Lismaryono yang pernah merasakan beberapa kali gonta-ganti jenis armada, akhirnya menemukan jodoh yang pas untuk usahanya, yakni Mitsubishi L300. Terlebih mobilitas usahanya tidak hanya seputar DI Yogyakarta dan Pulau Jawa, tetapi juga hingga beberapa kota di Kalimantan dan Bali. Ke wilayah tersebut, Lies biasa membawa logistik berupa sembako, paket, hingga sepeda motor.
Pasarnya di Kalimantan juga luas di beberapa wilayah di sana, misalnya Kalimantan Timur, Berau, Samarinda, Balikpapan, hingga Banjarmasin. Dan L300 cukup bisa diandalkan pada kondisi medan yang cukup ekstrem seperti di Kalimantan.
Lismaryono memiliki dua unit Mitsubishi L300, yakni keluaran 2011 dan 2017. Untuk mobilitas tinggi dan medan berat, pengguna L300 hanya perlu rutin merawat kaki-kaki karena pikap ini untuk mengangkut muatan berat.
“Kaki-kaki depan dan belakang harus rutin dicek, takutnya ada laker macet, karena sering bawa beban berat,” ujarnya, Selasa (30/5/2023).
Baru-baru ini, Mitsubishi mengeluarkan pikap terbaru New Colt L300 dengan mesin standar emisi Euro4. Kehadiran Mitsubishi New Colt L300 Euro4 semakin membuktikan ketangguhan performa dan daya angkutnya.
Pedagang sayur asal kawasan Bandungan, tepatnya Jugelan, Sumowono, Semarang, Dahman (40), membuktikannya sendiri. Dua unit L300 yang dia miliki, yakni keluaran tahun 2019 dan L300 Euro4 menjadi andalan bagi Dahman melakukan mobilitas bisnis dan usaha, dengan rute Bandungan-Dieng Banjarnegara setiap hari. Rute dengan medan ekstrem dan dataran tinggi terasa enteng dilibas dengan L300.
“Kenapa memilih L300? Yang jelas, saat trouble, spare part-nya mudah di bengkel manapun tersedia. Jadi mudah perawatannya,” kata Dahman.
Setiap hari, L300 milik Dahman biasa menempuh perjalanan Bandungan–Dieng kurang lebih 200 km, dengan total jarak tempuh pulang pergi sekitar 400 km. “Dan medan Bandungan–Dieng itu luar biasa. Berbukit dan berkelok. L300 enteng banget,” papar Dahman.
Dahman tidak tertarik untuk membeli atau mencoba memakai kendaraan merek lain. Baginya fitur-fitur yang ada di L300 sudah sangat memenuhi kebutuhan bisnisnya. “BBM sangat irit. Yang L300 Euro4 ini juga bisa pakai biosolar. Saya bandingkan, untuk perjalanan 200 kilometer, yang L300 Euro4 ini rata-rata hanya butuh BBM Rp140.000. Kalau yang L300 sebelumnya bisa mencapai Rp175.000–Rp180.000.”
Untuk perawatan, L300 Euro4 ini sama seperti generasi sebelumnya. Sangat mudah. Untuk menjaga stamina dan performa kendaraan, pengguna cukup rutin mengganti filter solar. “Kalau anjuran diler, setiap 10.000 km harus ganti filer, tapi kalau saya, saat mobil yang baru ini sudah menempuh 8.000 km–8.500 km, filternya sudah saya ganti. Jadi sejak beli November lalu, sudah ganti filter sekali.”
Sebelumnya, lebih dari 1.000 pengguna Mitsubishi L300 menggelar Kopdarnas L300 Bestienya Niaga, di kompleks Candi Banyunibo, Kelurahan Bokoharjo, Prambanan, Sleman, pada Minggu (28/5/2023).
Ketua Kopdarnas L300 Bestienya Niaga, Sri Susanto, 44, menuturkan L300 merupakan mobil pikap paling melegenda. “Dari 1982 sampai sekarang masih diproduksi. Bentuk bodi juga masih sama seperti itu walau ada beberapa tambahan,” katanya.
Beberapa pengembangan tersebut seperti power steering, rem cakram yang mendukung beban berat dan sebagainya. Selain itu, onderdil yang tersedia di berbagai tempat juga memudahkan para pengguna untuk melakukan perawatan.
Pengguna L300 yang juga pebisnis jual-beli mobil pikap asal Desa Rembangan, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, Harjono, 37, mengungkapkan jika dirawat dengan baik, L300 punya harga jual tinggi, tidak berselisih jauh dengan harga beli. “Setiap kami beli dan kami jual pasti ada untungnya,” katanya.
Ketua Jogja EL300 Community (JEC) Ganis Sutomo Afiyanto mengatakan pikap ini tidak ada duanya. “Karena kendaraan yang dari pertama [masuk Indonesia 1981] hingga saat ini masih produksi hanya L300. Masih tetap laku. Kendaraan tahun segitu yang saat ini masih produksi selain L300, sudah tidak ada,” katanya.
Menurutnya L300 memiliki kelebihan irit BBM, bertenaga dan tangguh untuk segala medan. “Sangat cocok untuk angkut-angkut. Sangat fleksibel,” ujarnya.